9,9 Juta Pemuda Tak Sekolah dan Menganggur, INDEF Pertanyakan Peran Kementerian Pendidikan

Reporter

Adil Al Hasan

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 4 Juni 2024 17:39 WIB

Tingkat pengangguran yang tinggi menjadi pekerjaan rumah berat bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam setahun terakhir kepemimpinannya.

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance atau INDEF Didin S. Damanhuri menyoroti soal fenomena ketidakadilan di Indonesia selama 10 tahun terakhir. Salah satunya tentang ketidakadilan antargenerasi disebut menusuk rasa keadilan bagi generasi milenial dan Z.

Didin mengaku tercengang setelah Badan Pusat Statistik atau BPS merilis hasil sigi yang menunjukkan nyaris 10 juta atau 9,9 juta generasi milenial dan Z yang tak sekolah dan bekerja. Dia menyebut peristiwa itu tak semestinya terjadi di negara yang memiliki dalil keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam konstitusi.

“Ada 10 juta gen Z yang tidak sekolah dan tidak bekerja. Pertanyaannya ketika ada isu UKT (Uang Kuliah Tunggal), ke mana saja Kementerian Pendidikan selama 10 tahun terakhir ini ini? Ini sangat menusuk rasa keadilan bagi generasi milenial dan generasi Z,” kata Didin dalam diskusi Publik INDEF bertajuk “Hari Lahir Pancasila: Ekonomi Sudah Adil untuk Semua?” pada Selasa, 4 Juni 2024.

BPS sebelumnya telah melaporkan ada 9,9 juta penduduk berusia 15-25 tahun tidak mengikuti pendidikan, pekerjaan, dan pelatihan alias menganggur. Fenomena itu terekam dari hasil sigi yang diambil pada periode 2021-2022.

Dari angka itu, kondisi menganggur didominasi oleh perempuan muda sebanyak 5,73 juta orang dan 4,17 juta laki-laki muda.

Advertising
Advertising

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengungkap beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya angka pengangguran di kalangan Gen Z pada 2023 dari hasil survei BPS. Menurut Ida, salah satu penyebab tingginya angka pengangguran karena ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki lulusan dengan kebutuhan industri pasar tenaga kerja.

Selain itu, penyebab lain banyak gen Z menjadi pengangguran karena masih dalam proses mencari pekerjaan. "Didapati miss-match (ketidakcocokan), jadi output dari pendidikan vokasi belum mampu berkesesuaian dengan kebutuhan pasar kerja," kata Ida dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin, 20 Mei 2024.

Lebih lanjut, Ida menyoroti penyumbang angka pengangguran terbanyak di kalangan gen Z berasal dari lulusan SMK. Angka pengangguran tersebut bahkan mencapai sekitar 8,9 persen. "Pengangguran kita ini terbanyak disumbangkan dari lulusan SMK, anak-anak lulusan SMA, ini terjadi karena adanya mismatch," ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Ida menyatakan bahwa pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 mengenai Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Menurut Ida, peraturan ini mengharuskan pendidikan dan pelatihan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

Peraturan tersebut juga mendorong adanya kerjasama antara pemangku kepentingan terkait, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Ketenagakerjaan, serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) untuk menghadirkan tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.

ADIL AL HASAN | ANDIKA DWI

Pilihan Editor: Perusahaan HTI PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi Besar di Ketapang, Kalimantan Barat

Berita terkait

Bamsoet Dukung Sekolah Virtual Kebangsaan

9 jam lalu

Bamsoet Dukung Sekolah Virtual Kebangsaan

Sekolah Virtual Kebangsaan dilaksanakan untuk mensosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan kepada anak bangsa.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah S1 Hukum UGM 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

10 jam lalu

Biaya Kuliah S1 Hukum UGM 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

UGM menyediakan kuota sebanyak 320 kursi bagi mahasiswa baru program studi sarjana (S1) Hukum pada tahun akademik 2024/2025.

Baca Selengkapnya

6 PTN ini Bayar Uang Pangkal untuk Jurusan Kedokteran di Bawah Rp 150 Juta

11 jam lalu

6 PTN ini Bayar Uang Pangkal untuk Jurusan Kedokteran di Bawah Rp 150 Juta

Daftar PTN menawarkan program studi S1 kedokteran 2024 dengan uang pangkal kurang dari Rp 150 juta.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Waktu Libur Sekolah Anak Bermanfaat

1 hari lalu

Saran Psikolog agar Waktu Libur Sekolah Anak Bermanfaat

Waktu libur sekolah sebaiknya lebih banyak diisi dengan aneka aktivitas riil yang dapat memberikan pengalaman baik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

1 hari lalu

Duta Pemuda UNESCO, SEVENTEEN Bilang ke Anak Muda: Kalian Tidak Sendiri

Joshua SEVENTEEN menyampaikan beberapa pesan untuk anak muda usai dinobatkan sebagai Duta Persabahatan Pemuda UNESCO

Baca Selengkapnya

DPP PKB Belum Pastikan Dukung Anies, Masih Pertimbangkan Ida Fauziyah

1 hari lalu

DPP PKB Belum Pastikan Dukung Anies, Masih Pertimbangkan Ida Fauziyah

PKB menyatakan bahwa dukungan untuk Anies belum dipastikan. Masih mempertimbangkan peluang Ida Fauziyah.

Baca Selengkapnya

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

1 hari lalu

Paparkan Hasil Kajian Dampak Tambang untuk Pendidikan, Greenpeace Harapkan Ini dari Prabowo

Greenpeace Indonesia bersama lembaga riset Celios meluncurkan hasil kajian dampak industri tambang terhadap sektor pendidikan dan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Kisruh PPDB: Bantahan Jual Beli Bangku Kosong hingga Berbagai Peluang Kecurangan

1 hari lalu

Kisruh PPDB: Bantahan Jual Beli Bangku Kosong hingga Berbagai Peluang Kecurangan

Proses Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB 2024 terus menjadi sorotan

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah Kedokteran Unair 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

1 hari lalu

Biaya Kuliah Kedokteran Unair 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian UKT dan IPI S1 Kedokteran Unair 2024 jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri.

Baca Selengkapnya

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

1 hari lalu

Tantangan Edukasi Stunting ke Masyarakat: Pendidikan Rendah

BKKBN menyebut faktor pendidikan rendah sebagai salah satu tantangan dalam mengedukasi masyarakat tentang stunting.

Baca Selengkapnya