KKP Yakin Indonesia Kuasai teknologi Budi Daya Rumput Laut dari Hulu ke Hilir

Kamis, 23 Mei 2024 12:38 WIB

Pemandangan budidaya rumput laut milik warga di Nusa Lembongan, Bali, 25 September 2020. REUTERS/Nyimas Laula

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Tb. Haeru Rahayu mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk mengelola bahan baku rumput laut ke produk yang memiliki nilai tambah atau siap pakai. "Setiap 45 hari sekali bisa panen, sehingga turn overnya cepat," kata Haeru saat ditemui usai peresmian program BIRU di Bali, Ahad, 19 Mei 2024.

Di Indonesia, menurut Haeru, ada 12,5 juta hektar lahan untuk budidaya rumput laut. Tahun lalu, pemerintah berhasil mengekspor sebanyak 80 persen dari total produksi 180 ton rumput laut mentah ke luar negeri.

Haeru berujar, pemerintah sedang menyiapkan agar rumput laut yang diekspor punyai nilai tambah atau added value ketimbang mengirim bahan mentah dengan kapasitas yang besar. "80 persen itu mentah, nah kami akan coba kurangi sampai di bawah 50 persen," ucapnya.

Bahan mentah itu menurutnya masih bisa dijadikan bahan baku setengah jadi, seperti untuk farmasi, kecantikan, biofuel, dan sebagainya. Menurut Haeru, tak perlu memakai teknologi yang sulit untuk oengelolaan budidaya rumput laut. Ia mengklaim teknologinya di Indonesia sudah mereka kuasai dari hulu ke hilir.

Menurut dia, hilirisasi rumput laut dapat menguntungkan banyak pihak. Mulai dari fungsinya menyerap karbon, hasil produksi, pendapatan, hingga menambah lapangan pekerjaan. Saat ini program itu sudah dijalankan bersama dengan program empat komoditas lainnya, yang dicanangkan oleh pemerintah, yakni udang, lobster, tilapia, dan kepiting.

Advertising
Advertising

Investor rumput laut sendiri, saat ini ada di Cina. "Di Sulawesi banyak aspek hilirnya, (investor) dari Korea, Jepang juga sudah banyak. Sekarang India, sudah ada di Lombok sama di Buleleng," ujar Haeru.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendorong hilirisasi industri rumput laut di Indonesia. Ia menilai Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Keinginan itu menjadi salah satu program yang akan ia turunkan kepada pemerintahan baru, yakni Presiden terpilih Prabowo Subianto. Sebab, menurut dia, hilirisasi industri dapat mencapai target dalam 15 tahun ke depan jika penerusnya konsisten, tak hanya hilirisasi nikel.

Pilihan editor: Luhut Sebut Indonesia Bisa Raup US$ 19 Miliar dari Ekspor Rumput Laut di 2033

Berita terkait

Dikabarkan Akan Diusung PDIP di Pilgub Jawa Barat: Ini Profil dan Sepak Terjang Susi Pudjiastuti

1 hari lalu

Dikabarkan Akan Diusung PDIP di Pilgub Jawa Barat: Ini Profil dan Sepak Terjang Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti memulai kariernya tanpa latar belakang pendidikan tinggi, namun dengan semangat wirausaha yang kuat.

Baca Selengkapnya

KKP Beri Bantuan Kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi

3 hari lalu

KKP Beri Bantuan Kepada Kelompok Masyarakat Penggerak Konservasi

Penyerahan bantuan pemerintah bidang konservasi ditargetkan kepada 20 KOMPAK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia

Baca Selengkapnya

KKP Resmikan Gedung Pelayanan Lanjaman di Muara Baru Jakarta

3 hari lalu

KKP Resmikan Gedung Pelayanan Lanjaman di Muara Baru Jakarta

Gedung dibangun untuk meningkatkan kualitas dan standar layanan khususnya pengelolaan pemanfaatan jenis ikan dilindungi

Baca Selengkapnya

KKP: Ikan Tuna Indonesia Sumbang 18 Persen Produksi Dunia, Sekitar 8,3 Juta Ton per Tahun

3 hari lalu

KKP: Ikan Tuna Indonesia Sumbang 18 Persen Produksi Dunia, Sekitar 8,3 Juta Ton per Tahun

Indonesia memiliki lima jenis teratas komoditas kualitas ikan tuna unggulan diantaranya, tuna sirip kuning dan tuna sirip biru.

Baca Selengkapnya

KKP Bersama UNMUL Kelola Kawasan Konservasi Perairan Mahakam Wilayah Hulu

3 hari lalu

KKP Bersama UNMUL Kelola Kawasan Konservasi Perairan Mahakam Wilayah Hulu

KKP bersama Unmul menandatangani perjanjian kemitraan untuk mengelola kawasan konservasi perairan Mahakam Wilayah Hulu.

Baca Selengkapnya

Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

4 hari lalu

Bicara Karbon Biru di Jerman, KKP Desak Perlu Teknologi Sistem Pemantauan Laut

Kehadiran KKP di Jerman menyampaikan posisi Indonesia pada Ocean and Climate Change Dialogue.

Baca Selengkapnya

Cerita Pedagang Sapi Kurban Asal Pati Raup Omzet Rp 9 Miliar: Termahal Sapi Limosin, Langganan Pejabat

4 hari lalu

Cerita Pedagang Sapi Kurban Asal Pati Raup Omzet Rp 9 Miliar: Termahal Sapi Limosin, Langganan Pejabat

Pedagang asal Pati, Jawa Tengah, bernama Zabidi, mengklaim 99 persen dari 500 ekor sapi dagangannya ludes diborong para pekurban.

Baca Selengkapnya

KKP Kesulitan Temukan Aktor Perdagangan Benih Lobster

8 hari lalu

KKP Kesulitan Temukan Aktor Perdagangan Benih Lobster

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan kesulitan menemukan aktor di balik kasus perdagangan benur atau benih lobster.

Baca Selengkapnya

Marak Kapal Asing Mencuri Ikan, KKP: Dampaknya Luar Biasa

9 hari lalu

Marak Kapal Asing Mencuri Ikan, KKP: Dampaknya Luar Biasa

Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan banyak kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia. Dampaknya besar.

Baca Selengkapnya

KKP Sebut Ada Kapal Asing Mengambil Pasir di Perbatasan Laut Indonesia

9 hari lalu

KKP Sebut Ada Kapal Asing Mengambil Pasir di Perbatasan Laut Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan ada kapal asing mengambil pasir di perbatasan laut Indonesia.

Baca Selengkapnya