Jokowi Khawatir Harga Minyak Naik Pasca Meninggalnya Presiden Iran, Pengamat Energi: Berlebihan

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Aisha Shaidra

Kamis, 23 Mei 2024 03:00 WIB

Presiden Joko Widodo usai menerima 12 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Negara-Negara Sahabat untuk Indonesia saat Upacara Penyerahan Surat-Surat Kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Negara-Negara Sahabat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 23 Oktober 2023. 12 nama duta besar tersebut adalah, Duta Besar India H.E. Mr Sandeep Chakravorty, Duta Besar Brazil H.E. Mr. George MonteiroPrata, Duta Besar Swedia H.E. Mr. Daniel Blockert, Duta Besar Cyprus H.E. Mr. Nicholas Panayiotou, Duta Besar Argentina H.E. Mr. Gustavo Ricardo Coppa, Duta Besar Uni Eropa H.E. Mr. Denis Chaibi, Duta Besar Dominica H.E. Mr. Robert MikyTakata Pimentel, Duta Besar Inggris & Irlandia Utara H.E. Mr. Dominic James Robert Jermey OBE CVO, Duta Besar Slovakia Y.M. Tn. Tom Ferko, Duta Besar Iran H.E. Mr. Mohammad Boroujerdi, Duta Besar Jamaica H.E. Ms. Shorna-Kay Marie Richards, Duta Besar Islandia H.E. Mr. StefnHaukurJhannesson. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan meninggalnya Presiden Iran, Ebrahim Raisi tidak berpengaruh pada harga minyak mentah dunia. “Selama kematian karena kecelakaan, bukan serangan tidak akan berpengaruh terhadap harga minyak,” ujarnya saat dihubungi Rabu, 22 Mei 2024.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan bela sungkawa sekaligus harapan agar peristiwa tersebut tidak berdampak pada kenaikan harga minyak. Fahmy mengatakan kekhawatiran kepala negara terkait kenaikan harga minyak pasca meninggalnya Presiden Iran, berlebihan. Terbukti harga minyak justru turun tipis setelah kabar kematian Ebrahim mencuat.

Menurut Fahmy agresi atau tensi geopolitik di Timur Tengah lebih berpengaruh terhadap kenaikan harga minyak mentah karena pasar bersandar pada ekspektasi. "Saat serangan terjadi, ada ekspektasi aksi balasan hal ini yang membuat harga akan cenderung naik dan menghambat pasokan minyak," ujarnya.

Mengutip Reuters,Presiden Iran Ebrahim Raisi, calon pengganti Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter di daerah pegunungan di wilayah Varzeqan, Iran. Demikian dikutip dari para pejabat dan media pemerintah Iran 20 Mei 2024.

Helikopter yang membawa Ebrahim Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan enam penumpang dan kru lainnya jatuh pada 19 Mei 2024, ketika mereka kembali dari kunjungan resmi ke perbatasan dengan Azerbaijan di barat laut Iran.

Advertising
Advertising

Iran kini memiliki waktu maksimum 50 hari sebelum pemilihan presiden harus diadakan untuk memilih pengganti Raisi. Satu hari setelah meninggalnya Ebrahim, harga satu barel minyak mentah Brent turun 15 sen, atau 0,18 persen, menjadi US$ 83,83.

Pilihan editor: Kematian Presiden Iran: Harga Minyak Relatif Tenang, Emas Melonjak

Berita terkait

PDIP Tak akan Dukung Kaesang di Pilkada, Hasto: Masa Ketua Umum Mau Jadi Wakil Gubernur

5 jam lalu

PDIP Tak akan Dukung Kaesang di Pilkada, Hasto: Masa Ketua Umum Mau Jadi Wakil Gubernur

Hasto juga menyinggung putusan Mahkamah Agung ihwal syarat usia calon kepala daerah menjelang pilkada yang terus dihujani kritik berbagai kalangan.

Baca Selengkapnya

21 Juni Bukan Hanya HUT Jokowi, Ini Beberapa Tokoh Lain Rayakan Ulang Tahun

6 jam lalu

21 Juni Bukan Hanya HUT Jokowi, Ini Beberapa Tokoh Lain Rayakan Ulang Tahun

Selain Jokowi, 21 Juni menjadi tanggal lahir beberapa tokoh dalam dan luar negeri. Mulai Hamdan Zoelva, Ignasius Jonan, Lyodra, hingga Michel Platini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hampiri Jokowi di Halim, Langsung Ucapkan Selamat Ulang Tahun

7 jam lalu

Prabowo Hampiri Jokowi di Halim, Langsung Ucapkan Selamat Ulang Tahun

Keterangan tertulis Kementerian Pertahanan menyebut Prabowo menemui Jokowi seusai jam berkantor di kementerian.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Jokowi Setuju Bentuk Family Office di Indonesia, Apa Lagi Itu?

7 jam lalu

Luhut Sebut Jokowi Setuju Bentuk Family Office di Indonesia, Apa Lagi Itu?

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan Presiden Jokowi sudah menyetujui pembentukan family office di Indonesia. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Tanaman Kratom: Riset Lanjutan hingga Menunggu Regulasi

8 jam lalu

Tanaman Kratom: Riset Lanjutan hingga Menunggu Regulasi

BNN meminta agar tanaman kratom tetap tidak digunakan oleh masyarakat selama masa riset

Baca Selengkapnya

Istana Sebut Tingkat Kepuasan Tinggi terhadap Jokowi Bukti Apresiasi Masyarakat

9 jam lalu

Istana Sebut Tingkat Kepuasan Tinggi terhadap Jokowi Bukti Apresiasi Masyarakat

Istana kepresidenan mengatakan Jokowi akan melanjutkan konsistensi kepemimpinan menjelang berakhirnya masa jabatan pada 20 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk 9 Pansel Kompolnas, Hermawan Sulistyo Jadi Ketuanya

10 jam lalu

Jokowi Tunjuk 9 Pansel Kompolnas, Hermawan Sulistyo Jadi Ketuanya

Jokowi memilih 9 nama untuk Pansel Kompolnas menyusul masa bakti anggota Kompolnas Periode 2020 - 2024 yang akan berakhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

PBHI Desak Pelibatan Publik dalam Seleksi Anggota Kompolnas

10 jam lalu

PBHI Desak Pelibatan Publik dalam Seleksi Anggota Kompolnas

Kompolnas yang memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan Polri berada pada jalur-jalur rel yang tepat dan tidak melenceng.

Baca Selengkapnya

Zulhas: Permendag Tata Niaga Tanaman Kratom Segera Terbit

11 jam lalu

Zulhas: Permendag Tata Niaga Tanaman Kratom Segera Terbit

Pemerintah sepakat atur tata niaga kratom. Zulikifli Hasan akan terbitkan Permendag.

Baca Selengkapnya

Fakta Penting Perkembangan Kasus Pembunuhan Vina-Eki Cirebon: 70 Saksi Diperiksa hingga Grasi Ditolak Jokowi

12 jam lalu

Fakta Penting Perkembangan Kasus Pembunuhan Vina-Eki Cirebon: 70 Saksi Diperiksa hingga Grasi Ditolak Jokowi

Beberapa fakta terbaru kasus pembunuhan Vina Cirebon terungkap, apa saja?

Baca Selengkapnya