Federasi Serikat Pekerja Sebut Pembayaran Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata yang di PHK Senin

Sabtu, 11 Mei 2024 15:34 WIB

Sejumlah pekerja membuat sepatu di pabrik Sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pimpinan Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta Alin Kosasih memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata di Purwakarta yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), karena operasional perusahaan ditutup, bakal mendapatkan pesangon. Ratusan mantan pekerja pabrik Sepatu Bata itu akan menerima pesangon pada Senin, 13 Mei 2024.

"Betul, 13 Mei 2024, perusahaan Sepatu Bata bakal membayarkan seluruh pesangon kepada karyawan pabrik," katanya saat dihubungi, Sabtu, 11 Mei 2024.

Ia menyatakan pesangon itu akan dibayarkan secara lunas kepada 233 mantan karyawan pabrik sepatu Bata di Purwakarta. Metode pembayaran pesangon ini akan melalui transfer ke rekening bank masing-masing pekerja.

Adapun kepastian pemberian pesangon ini dikonfirmasi usai para pekerja bertemu dengan perusahaan pada 8 Mei 2024. Alin mengatakan, besaran pesangon yang akan diberikan oleh Sepatu Bata kepada para mantan buruhnya bervariasi. Nilainya tergantung masa kerja tiap karyawan atau satu kali Peraturan Menteri Tenaga Kerja (PMTK).

Secara umum, pesangon yang bakal diberikan perusahaan berkisar di angka Rp 30 sampai 40 juta per orang. "Tergantung masa kerja. Kalau yang 12 tahun di kisaran Rp 60 juta lebih," ujarnya.

Advertising
Advertising

Selain pesangon, perusahaan juga berjanji memberikan uang pembinaan kepada para buruh yang terkena PHK imbas penutupan pabrik Sepatu Bata di Purwakarta tersebut. Namun, perusahaan belum bisa memastikan berapa besaran uang tambahan yang akan diberi.

Sebelumnya, pengumuman tutupnya pabrik Sepatu Bata di Purwakarta ini disampaikan oleh manajemen perusahaan kepada Bursa Efek Indonesia pada 2 Mei 2024. Perseroan terpaksa menutup pabrik di Purwakarta karena permintaan terhadap jenis produk yang diproduksi terus menurun. Perusahaan mengungkapkan, kerugian telah terjadi selama empat tahun sejak pandemi.

NOVALI PANJI NUGROHO | SAVERO ARISTIA W.

Pilihan Editor: Analis Perkirakan Harga Emas Terus Naik, Investor Diminta Tahan Dulu

Berita terkait

Perusahaan Milik Bakrie Gugat Perbuatan Melawan Hukum terhadap 12 Kreditur yang Tagih Utang Rp8,79 Triliun

7 jam lalu

Perusahaan Milik Bakrie Gugat Perbuatan Melawan Hukum terhadap 12 Kreditur yang Tagih Utang Rp8,79 Triliun

Perusahaan milik Bakrie, VIVA, melalui kuasa hukumnya, David Surya, mendalilkan para tergugat telah melakukan perbutan melawan hukum.

Baca Selengkapnya

Bursa Efek Indonesia Pekan Ini: Rata-rata Transaksi Harian Tembus Rp 16,36 Triliun, IHSG Merosot

21 jam lalu

Bursa Efek Indonesia Pekan Ini: Rata-rata Transaksi Harian Tembus Rp 16,36 Triliun, IHSG Merosot

Bursa Efek Indonesia mencatatkan kenaikan rata-rata transaksi harian pada 23-27 September 2024. Namun, performa IHSG merosot.

Baca Selengkapnya

Jutaan Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Prabowo Diharap Punya Solusi dan Tunda Kenaikan PPN

1 hari lalu

Jutaan Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Prabowo Diharap Punya Solusi dan Tunda Kenaikan PPN

Sekitar 9,4 juta kelas menengah rentan jatuh miskin. Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan punya solusi dan menunda kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

1 hari lalu

Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

Kondisi perekonomian yang semakin sulit dan maraknya PHK menyebabkan banyak kelas menengah rentan miskin. Mereka bertahan hidup dari sisa tabungan.

Baca Selengkapnya

Duduk Perkara PKPU 4 Perusahaan Keluarga Bakrie karena Utang Rp8,79 Triliun: Kronologi hingga Terancam Pailit

2 hari lalu

Duduk Perkara PKPU 4 Perusahaan Keluarga Bakrie karena Utang Rp8,79 Triliun: Kronologi hingga Terancam Pailit

Kuasa hukum dari 12 kreditur, Marx Andryan, mengatakan empat perusahaan milik keluarga Bakrie telah mengakui telah berhutang kepada kliennya.

Baca Selengkapnya

LBH Bali Sebut Ada Praktik Perburuhan Tidak Sehat di PLTU Celukan Bawang, Indikasi Upaya Union Busting

2 hari lalu

LBH Bali Sebut Ada Praktik Perburuhan Tidak Sehat di PLTU Celukan Bawang, Indikasi Upaya Union Busting

LBH Bali menyebut adanya praktik-praktik perburuhan tidak sehat di PLTU Celukan Bawang pasca 254 pekerja dari PT Victory kehilangan status kerja.

Baca Selengkapnya

Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

3 hari lalu

Polemik Pesangon 254 Karyawan PLTU Celukan Bawang, Manajemen Angkat Bicara

Tak kurang dari 250 karyawan PLTU Celukan Bawang tak jelas kompensasi pesangonnya. Apa kata manajemen?

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Paparkan Alasan Mengapa Harus Bentuk Central Counterparty

3 hari lalu

Bank Indonesia Paparkan Alasan Mengapa Harus Bentuk Central Counterparty

Pihak Bank Indonesia menjelaskan alasan penting dibalik pembentukan Central Counterparty (CCP).

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan BI Turun, Analis Rekomendasikan 3 Sektor Saham yang Berpotensi Tumbuh

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan BI Turun, Analis Rekomendasikan 3 Sektor Saham yang Berpotensi Tumbuh

Pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dari sebesar 25 basis poin mempengaruhi sejumlah sektor saham.

Baca Selengkapnya

Sengkarut di PLTU Celukan Bawang: Persoalan Alih Daya hingga Tak Jelas Pesangon 254 Karyawan

4 hari lalu

Sengkarut di PLTU Celukan Bawang: Persoalan Alih Daya hingga Tak Jelas Pesangon 254 Karyawan

Sebanyak 254 buruh PLTU Celukan Bawang, Buleleng, Bali, dihadapkan pada situasi pelik ditengah ketidakjelasan urusan pesangon. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya