Menengok Keindahan Pulau Padar

Reporter

Desty Luthfiani

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 10 Mei 2024 11:13 WIB

Surga kecil di Pulau Padar, Nusa Tenggara Timur.

TEMPO.CO, Jakarta - Labuan Bajo, mempunyai pesona tersendiri dengan khas laut biru dan kebersihan lokasinya. Selain itu, Labuan Bajo masuk dalam 5 tempat destinasi super prioritas yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) di antara Borobudur, Likupang, Danau Toba dan Mandalika.

Berwisata ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur bisa menjadi referensi liburan dengan pengalaman yang berbeda. Mengunjungi Pulau Padar, salah satu pulau terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo setelah Pulau Rinca dan Pulau Komodo.

Eksotisme keindahan alam Pulau Padar, nampak berbinar baik seperti foto, video media sosial maupun aslinya.

Rachmadi, 29 tahun pria asal Bandung Jawa Barat mengaku berkunjung ke Pulau Padar menjadi pengalaman pertamanya. Dia takjub dengan alam yang disajikan, pulau-pulau yang nampak meliuk dan Selat Lintah yang terlihat di atas ketinggian.

Mobilitas berwisata di Labuan Bajo melekat dengan kapal, berkunjung ke Pulau Padar, wisatawan harus menempuh jarak sekitar 1 jam dari Pelabuhan Labuan Bajo, menggunakan speedboat atau bisa lebih dari itu.

Advertising
Advertising

Pria asal Bandung itu memulai perjalanannya sekitar pukul 06.00 WIB, dari penginapan menuju pelabuhan Labuan Bajo. Hari itu menjadi nasib baik, ketika cuaca sedang bersahabat, langit dan laut jernih, warnanya membias menjadi biru. Selama satu jam mengarungi laut, mata akan disuguhkan dengan pulau-pulau kecil. Kapal yang ditumpangi Rachmadi membelah lautan menuju Pulau Padar,

Sekitar pukul 08.00 WIB, dia sampai ke dermaga. Ada aturan khusus berkunjung di kawasan Pulau Padar, yakni tidak merokok, tidak membawa apapun selain sampah dan berhati-hati. Hal ini membuat pulau itu nampak bersih.

Berikut rincian tarif masuk di kawasan Taman Nasional Komodo yakni untuk pengunjung Warga Negara Indonesia (WNI) pelajar dan mahasiswa Rp 3.000 per orang dalam satu hari, umum Rp 5.000 per orang. Harga untuk Warga Negara Asing (WNA) Rp 150.000 untuk umum dan Rp 100.000 bagi pelajar.

Sedangkan di hari libur Rp 4.500 WNI pelajar, Rp 7.000 WNI umum, Rp 150.000 WNA pelajar daan Rp 225.000 untuk WNA umum, tarif masuk kendaraan air mulai dari Rp 100.000 sampai Rp 50 juta.

"Indah banget. Perpaduan bukit dan laut cantik banget dilihat dari atas. Cuacanya juga lagi bagus. Cuma emang butuh effort ya buat liat keindahan di sana," kata Rachmadi kepada TEMPO pada Kamis, 9 Mei 2024.

Selain wisatawan lokal, mayoritas pengunjung dari mancanegara, lantaran puncak Pulau Padar merupakan spot swafoto yang digandrungi semua orang. Menuju puncak Pulau Padar, wisatawan harus menaiki 800 anak tangga dan melewati 5 pos. Di sana anda bisa foto berlatar belakang selat Lintah yang indah.

Rachmadi bercerita dalam kunjungannya itu, dia melihat dan berpapasan dengan aktor drama Korea Ji Chang Wook mengunjungi Pulau Padar. Ji Chang Wook adalah aktor dan penyanyi dari Korea Selatan yang telah membintangi film Smile Again (2010-2011), Empress KI (2013-2014) dan Healer (2014-2015) hal itu membuat dia popular di Asia.

Terlihat Ji Chang Wook mengenakan topi merah, kemeja lengan panjang abu-abu dan celana pendek putih. Menariknya, dia berinteraksi biasa tanpa ada yang tahu kalau dia adalah artis Korea Selatan.

"Saya sempat papasan sama artis Korea. Biar enggak kenal, tapi saya tidak menyangka saja bisa ketemu artis terkenal yang banyak banget penggemarnya di Indonesia. Temen bilang sih, saya dapat jackpot di Pulau Padar,
"tuturnya.

Selain ke Padar, Rachmadi juga mengunjungi Pulau Komodo, jaraknya sekitar 15 menit dari pulau tersebut. Di sana dia dan rombongannya ditemani pemandu lantaran komodo hidup di alam bebas. Dia menyebut banyak aturan yang harus diperhatikan saat mengunjungi pulau Komodo, salah satunya mendengarkan instruksi pemandu,

Muhammad Kristian, pemandu menyebut luas Pulau Komodo setara dengan Singapura yakni 103 kilometer persegi, pulau itu dihuni 1.656 ekor Komodo.

"Memang harus dengan pemandu, karena Komodo di sini hidup bebas, Kami tidak beri makan jadi mereka mencari sendiri," kata Kris di Labuan Bajo.

Kris menyebut mayoritas mereka makan berburu kijang, kambing liar atau hewan lainnya. Wisatawan juga dilarang memberi makan Komodo.

"Sempat kejadian wisatawan WNA diserang Komodo, ada yang sampai meninggal, di makan," ujarnya.

Dia tidak menjelaskan secara detail berapa total korban yang tewas di Pulau Komodo, namun Kris meminta wisatawan mematuhi aturan yang berlaku.

Wisatawan hanya diperkenankan mengelilingi area Pulau Komodo yang sudah ditetapkan dan dengan pengawasan petugas.

Pilihan Editor: Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Berita terkait

International Golo Mori Jazz 2024 Digelar November, Hadirkan Eksotisme Alam Timur Indonesia dan Musik Romantis

18 jam lalu

International Golo Mori Jazz 2024 Digelar November, Hadirkan Eksotisme Alam Timur Indonesia dan Musik Romantis

Penonton akan dimanjakan oleh alunan International Golo Mori Jazz 2024 dengan latar pemandangan alam yang memukau, bukit dan lautan yang indah nan eks

Baca Selengkapnya

Tambang Emas Ilegal di Lombok Barat, KPK Curiga Ada Orang Kuat yang Bekingi

21 hari lalu

Tambang Emas Ilegal di Lombok Barat, KPK Curiga Ada Orang Kuat yang Bekingi

KPK mencurigai adanya orang kuat di belakang maraknya tambang emas ilegal di Lombok Barat, NTB.

Baca Selengkapnya

KPK Tertibkan Tambang Emas Ilegal Beromzet Lebih dari Rp 1 Triliun per Tahun di Lombok Barat

23 hari lalu

KPK Tertibkan Tambang Emas Ilegal Beromzet Lebih dari Rp 1 Triliun per Tahun di Lombok Barat

KPK bersama Dinas LHK NTB dan Balai Gakkum LHK Jabalnusra menertibkan tambang emas ilegal beromset Rp 720 miliar per tahun di Lombok Barat.

Baca Selengkapnya

Film Nona Manis Sayange Tampilkan Pesona Cinta dan Budaya di Labuan Bajo

37 hari lalu

Film Nona Manis Sayange Tampilkan Pesona Cinta dan Budaya di Labuan Bajo

Sinopsis film Nona Manis Sayange yang menyajikan adat, budaya, serta keindahan alam dari Labuan Bajo.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Warga Rusia Hilang di Gunung Rinjani

37 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr. Hasanuddin, SIP, MM : Mengefektifkan Pelayanan Kesehatan NTB

41 hari lalu

Mayor Jenderal TNI (Purn) Dr. Hasanuddin, SIP, MM : Mengefektifkan Pelayanan Kesehatan NTB

Dalam melaksanakan Pembangunan tidak cukup dengan regulasi yang bersifat umum, tapi harus disesuaikan dengan kearifan lokal dan kondisi wilayah.

Baca Selengkapnya

Ji Chang Wook Ungkap Destinasi Impiannya Ada di Indonesia

28 Agustus 2024

Ji Chang Wook Ungkap Destinasi Impiannya Ada di Indonesia

Ji Chang Wook membagikan pengalamannya mengunjungi beberapa destinasi di Indonesia saat menghadiri Traveloka Travel the World Fair 2024 di Jakarta

Baca Selengkapnya

Pertamina Pantau Penggunaan LPG 3 Kg di NTB

23 Agustus 2024

Pertamina Pantau Penggunaan LPG 3 Kg di NTB

Pertamina melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan gas LPG 3 kg di NTB.

Baca Selengkapnya

KPK: 75 Hektare Aset Negara di Gili Trawangan Diduga Dikuasai Warga Sejak 1990-an

20 Agustus 2024

KPK: 75 Hektare Aset Negara di Gili Trawangan Diduga Dikuasai Warga Sejak 1990-an

Warga yang diduga menguasai aset Pemprov NTB di Gili Trawangan dalam setahun bisa mengantongi miliaran hingga triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf dan BMKG akan Luncurkan Aplikasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak untuk Wisatawan

19 Agustus 2024

Kemenparekraf dan BMKG akan Luncurkan Aplikasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak untuk Wisatawan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Kemenparekraf dalam proyek pengembangan aplikasi yang bernama Signature.

Baca Selengkapnya