Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 3 Mei 2024 17:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyebutkan Stabilitas Sistem Keuangan atau SSK Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga baik. Kondisi ini didukung oleh kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) serta sektor keuangan yang stabil.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). KSSK terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua Dewan Komisioner OJK dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Namun, kata dia, tak dapat disangkal adanya peningkatan ketidakpastian kondisi fiskal, moneter dan gejolak geopolitik global. "(Hal-hal tersebut) telah mendorong peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan ini juga merambat ke pasar domestik," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers daring hasil rapat KSSK II 2024 pada Jumat, 3 Mei 2024.
Dia melanjutkan, KSSK akan terus melakukan assessment forward looking atas kinerja perekonomian dan sektor keuangan terkini. Seiring dengan risiko ketidakpastian ekonomi global, keuangan global yang meningkat, juga geopolitik yang makin bergejolak.
Sri Mulyani menyebut, KSSK berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan sinergi mereka. Dengan tujuan, meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global, serta gejolak geopolitik.
"Termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik," kata dia.
Dia menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 diperkirakan tetap berada di atas 5 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV tahun 2023. Hal ini didukung permintaan domestik yang tetap kuat dari sisi konsumsi pemerintah, rumah tangga dan LNPRT.
Seiring dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum yang menyebabkan beberapa belanja memang harus dilakukan front-loading.
"Juga kebijakan APBN dengan menaikkan gaji ASN dan pensiun serta pemberian tunjangan hari raya dengan tunjangan kinerja 100 persen memberikan dukungan pada belanja pemerintah yang memperkuat belanja masyarakat," tuturnya.
Sementara itu, investasi bangunan juga tercatat lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini ditopang oleh berlanjutnya proyek strategis nasional (PSN) di sejumlah daerah. Kemudian, ditopang pula oleh aktivitas konstruksi properti swasta.
Meskipun demikian, Sri Mulyani memperkirakan bahwa kinerja ekspor masih belum cukup kuat. Sejalan dengan moderasi harga-harga komoditas dan lemahnya permintaan global.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 diperkirakan tetap berada di sekitar 5 persen."
Pilihan Editor: Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia