Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Rabu, 24 April 2024 21:19 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR). Menurut perkiraan BI, FFR bisa turun mulai Desember 2024 atau bahkan mundur ke tahun 2025.

Adapun perhitungan risiko dan probabilitas kejadian penurunan FFR ke depan itu telah melalui tiga asumsi. Asumsi pertama disebut dengan baseline atau skenario dasar.

"Kalau probabilitasnya di atas 75 persen, kami masukkan sebagai baseline. Kalau probabilitasnya adalah 50-75 persen, kami sebut potensial risiko. Kalau probabilitasnya di bawah 50 persen, kami sebut tail risk," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu, 24 April 2024.

Adapun langkah kedua adalah menakar dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Dampaknya dikaji secara khusus terhadap stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi, pertumbuhan ekonomi, stabilitas sistem keuangan.

Kemudian yang ketiga adalah BI merumuskan respons bauran kebijakan untuk mencegah potential risk dan agar kembali kepada badeline skenario. Perry mengatakan, respons bauran kebijakan yang ditempuh BI adalah untuk mengantisipasi dan mencegah skenario risiko potensial agar kembali kepada baseline skenario.

Advertising
Advertising

"Dalam skenario kami, untuk skenario baseline dengan probabilitas di atas 75 persen, FFR akan turun sekali di 25 basis poin di triwulan IV. Kemungkinan di Desember 2024," katanya.

Sementara untuk potensial risikonya, FFR tidak turun pada 2024 alias tetap seperti sekarang. "Baru turun 50 basis poin kemungkinan di triwulan I atau II 2025."

Kemudian untuk tail risk-nya, FFR akan bertahan tinggi lebih lama pada 2024. Pada skenario terburuk ini, FFR baru turun 25 basis poin pada tahun depan.

"Itulah mengenai probabilitas-probabilitas yang kami lakukan untuk memitigasi potential risk agar kembali pada baseline," tutur Perry.

Pada hari ini, Perry mengumumkan menaikkan suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6,25 persen. Kebijakan ini diambil untuk memperkuat kestabilan kurs rupiah terhadap dolar AS.

"Memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global dan sebagai langkah pre-emtive dan forward looking, guna memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025."

Pilihan Editor: BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

18 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

20 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya