Nilai Tukar Rupiah Melemah, Ini Industri yang Untung dan Buntung

Senin, 22 April 2024 11:50 WIB

Aktivitas bongkar muat gandum dari Australia di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa 20 Desember 2022. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari-November 2022, Indonesia telah mengimpor sebanyak 8,43 juta ton gandum. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menilai sektor industri menjadi yang paling dirugikan imbas melemahnya nilai tukar rupiah yang belakangan melemah. Sebab, menurut dia, sektor industri seperti tekstil, pakan ternak, pupuk, hingga yang berkaitan dengan kedelai maupun gandum, kerap mengandalkan bahan baku impor dalam produksinya.

"Biaya produksi tinggi dan belum tentu bisa menaikkan harga jual di dalam negeri," kata Ariston saat dihubungi pada Senin, 22 April 2024.

Kondisi itu menjadi serba salah, karena ia menilai apabila produsen di bidang industri itu menaikkan harga jual, permintaan dari dalam negeri bisa menurun. Ia juga memprediksi subsidi bahan bakar minyak atau BBM bisa membengkak akibat pelemahan nilai tukar rupiah ini.

"Apakah sudah mulai terpengaruh? Ini saya belum ada datanya," ujarnya.

Namun, menurut dia, semakin lama nilai tukar rupiah ini melemah, maka semakin besar pengaruh negatifnya untuk industri yang memakai barang impor.

Advertising
Advertising

Sementara, ia menilai sektor ekspor menjadi yang paling diuntungkan akibat melemahnya nilai tukar rupiah ini. Menurut dia, dengan melemahnya nilai tukar rupiah, permintaan dari luar negeri berpotensi naik. Hal itu disebabkan oleh murahnya harga barang di Indonesia apabila dibeli dengan dolar Amerika Serikat.

"Barang tambahan bakal diuntungkan," ucapnya.

Sedangkan pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong mengatakan bahwa semua sektor pasti terpengaruh oleh gejolak mata uang yang terjadi belakangan ini. Namun, ia menilai sektor ekspor dan impor menjadi yang paling sensitif terpengaruh akibat tren melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Pelemahan rupiah akan mendorong harga impor dan menekan permintaan, sebaliknya untuk ekspor," katanya kepada Tempo.

Ia menyatakan bahwa sektor ekspor yang paling menikmati keuntungan imbas pelemahan nilai tukar rupiah terjadi pada komoditas energi. Sebab, komoditas itu secara harga dalam dolar Amerika Serikat juga mengalami kenaikan.

Lukman memprediksi penguatan dolar Amerika Serikat masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan. Hal itu tidak lepas dari faktor memanasnya konflik antara Iran dan Israel beberapa waktu lalu.

Dolar Amerika Serikat sendiri menguat dalam perdagangan akhir pekan, Jumat, 19 April 2024. Nilai tukar rupiah ditutup melemah 81 poin ke level Rp 16.260 per dolar AS. Pada perdagangan hari sebelumnya, rupiah ditutup pada level Rp 16.179 per dolar AS.

Pilihan Editor: Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Berita terkait

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

22 jam lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

1 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

9 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya