Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

Kamis, 18 April 2024 08:12 WIB

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus memantau perkembangan terkini di Timur Tengah dan dampaknya terhadap kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK Aman Santosa usai rapat Dewan Komisioner Mingguan OJK pada Rabu, 17 April 2024. Otoritas menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga sehingga mampu menghadapi peningkatan tensi geopolitik global, termasuk konflik di Timur Tengah.

Terjaga stabilnya stabilitas sektor keuangan nasional itu terlihat dari permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang manageable.

Di tengah peningkatan ketidakpastian itu, kata Aman, OJK menilai fundamental perekonomian Indonesia terjaga baik.

Menurut OJK, fundamental perekonomian nasional terjaga dan terlihat dari pertumbuhan yang terjaga di kisaran 5 persen, inflasi yang berada di rentang target Bank Indonesia, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus, cadangan devisa yang memadai, serta masih tersedianya ruang fiskal.

Per Februari 2024, eksposur lembaga jasa keuangan (LJK) secara langsung terhadap kawasan Timur Tengah pun relatif terbatas.

Advertising
Advertising

Sebagai gambaran, surat berharga dengan penerbit dari Timur Tengah yang dimiliki perbankan domestik hanya sebesar Rp 1,3 triliun atau 0,06 persen dari total surat berharga yang dimiliki perbankan. Adapun asuransi dan perusahaan pembiayaan tidak memiliki surat berharga dengan penerbit dari Timur Tengah.

Selain itu, nilai kepemilikan saham investor dari Timur Tengah di pasar saham tercatat sebesar Rp 65,73 triliun atau sekitar 2 persen dari total nilai kepemilikan saham investor non-residen.

Berikutnya adalah kepemilikan LJK (pengendali) oleh investor di Timur Tengah tercatat hanya di perbankan dengan asset share sebesar 0,1 persen dari total aset perbankan.

Di masa mendatang, untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan di tengah potensi eskalasi konflik di Timur Tengah dinilai masih cukup memadai.

Aman menjelaskan, hal itu telah mempertimbangkan kondisi tingkat permodalan yang tertinggi di kawasan, risiko nilai tukar yang cukup terkendali. Ini terlihat dari Posisi Devisa Netto (PDN) perbankan harian posisi awal April 2024 yang jauh di bawah ambang batas, yakni sebesar 1,67 persen dengan ambang batas 20 persen, serta likuiditas dalam mata uang rupiah dan valas yang masih ample.

Meski begitu, OJK akan tetap mencermati perkembangan risiko pasar lembaga jasa keuangan dan mencermati pembiayaan ke sektor-sektor yang memiliki exposure tinggi terkait konflik di Timur Tengah, termasuk mencermati kondisi individual LJK.

LJK juga diminta senantiasa melakukan evaluasi terkait potensi dampak transmisi dari perkembangan perekonomian global dan domestik terhadap portofolio yang dimilikinya dan melakukan langkah mitigasi yang diperlukan. Sedangkan OJK terus berkoordinasi dengan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) serta berkomitmen mengeluarkan kebijakan yang dibutuhkan secara tepat waktu.

Pilihan Editor: CEO Apple Tim Cook Bertemu dengan Prabowo Subianto, Apa yang Dibahas?

Berita terkait

DBS Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh 5 Persen di Tahun Ini

1 jam lalu

DBS Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh 5 Persen di Tahun Ini

PT Bank DBS Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada di kisaran 5 persen secara tahunan atau year on year.

Baca Selengkapnya

Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Digelar di Tabriz

3 jam lalu

Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Digelar di Tabriz

Prosesi pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi telah dimulai di kota Tabriz pada Selasa pagi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

6 jam lalu

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

Hikmahanto Juwana optimis Iran akan tetap mendukung Hamas pasca-wafatnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter

Baca Selengkapnya

Harga Emas Berpotensi Naik Usai Presiden Iran Tewas, Apa Saran buat Investor?

8 jam lalu

Harga Emas Berpotensi Naik Usai Presiden Iran Tewas, Apa Saran buat Investor?

Analis DCFX, Andrew Fischer, menyebut harga emas berpotensi naik cukup besar usai insiden yang menewaskan Presiden Iran kemarin.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Turun 0,53 Persen, Saham Grup Prajogo Pangestu Paling Aktif Diperdagangkan

8 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Turun 0,53 Persen, Saham Grup Prajogo Pangestu Paling Aktif Diperdagangkan

Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia menyebut IHSG sesi I hari ini tercatat melemah 38,77 poin ke level 7,227,9 atau turun 0,53 persen.

Baca Selengkapnya

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

12 jam lalu

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

Amerika Serikat mengaku tidak bisa memberi bantuan kepada Iran saat helikopter yang membawa Ebrahim Raisi jatuh karena alasan logistik.

Baca Selengkapnya

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

21 jam lalu

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

Untuk penguatan BPR dan BPRS OJK membuka peluang bagi BPR dan BPRS untuk memperluas akses pemodalan lewat penawaran di pasar modal dan mendorong konsolidasi

Baca Selengkapnya

Partai Negoro Lakukan Aksi Simpati atas Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

23 jam lalu

Partai Negoro Lakukan Aksi Simpati atas Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Partai Negoro pada Senin malam, 20 Mei 2024, menggelar aksi simpati di depan kantor Kedutaan Besar di Jakarta atas wafatnya Presiden Iran

Baca Selengkapnya

Airlangga Bertemu Bos LG di Korea Selatan, Bahas Investasi Teknologi

1 hari lalu

Airlangga Bertemu Bos LG di Korea Selatan, Bahas Investasi Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Teknologi, Airlangga Hartarto bertemu pimpinan PT LG CNS, Shingyoon Hyun di Seoul, Korea Selatan. Ia berharap kerja sama di bidang investasi teknologi antara LG dan Sinar Mas Group dapat selesai sesuai target.

Baca Selengkapnya

Kematian Presiden Iran: Harga Minyak Relatif Tenang, Emas Melonjak

1 hari lalu

Kematian Presiden Iran: Harga Minyak Relatif Tenang, Emas Melonjak

Ketidakpastian politik terjadi di negara penghasil utama minyak dunia dengan meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi dan saikitnya Raja Saudi

Baca Selengkapnya