Tembus Rekor Impor Beras, Bos Bapanas Ungkap Alasan RI Tambah Kuota Impor Jadi 3,6 Juta Ton
Reporter
Yohanes Maharso Joharsoyo
Editor
Grace gandhi
Rabu, 28 Februari 2024 17:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, menyebut, pemerintah menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton untuk berjaga-jaga agar stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) tetap aman. Meski demikian, Arief mengklaim impor 1,6 juta ton belum menjadi prioritas pemerintah.
Sebagai informasi, pemerintah resmi menambah kuota impor beras sebanyak 1,6 juta ton. Dengan penambahan kuota ini, total beras impor yang akan didatangkan pemerintah pada tahun ini sebanyak 3,6 juta ton. Maka, jika ditambah dengan kuota akhir 2023 yang ditangguhkan awal 2024 sejumlah 500 ribu ton, jumlah beras impor sepanjang 2024 akan mencapai 4,1 juta ton atau tertinggi sepanjang sejarah.
"Kalau ada penambahan 1,6 juta ton itu, kami hanya memastikan bahwa Bulog siap (jika diperlukan impor). Daripada belum ada kuotanya dan nanti rapat-rapat lagi kelamaan, ini sudah disiapkan," ujar Arief dalam keterangannya di Pasar Induk Beras Cipinang pada Rabu, 28 Februari 2024.
Dia menyebut, dengan adanya kesepakatan penambahan kuota impor, nantinya pemerintah tidak perlu menunggu waktu lama jika diperlukan impor. "Tinggal kita kontrol kapan (beras impor) masuknya," ujar dia.
Meski demikian, Arief memastikan, importasi yang dilakukan akan tetap terukur, sehingga harga gabah di tingkat petani masih bisa terjaga. Kuota impor beras yang ditetapkan pemerintah telah mempertimbangkan tingkat produksi dan kebutuhan dalam negeri.
Selanjutnya: "Dilakukan importasi sekitar 3 juta ton (pada 2023)...."
<!--more-->
"Dilakukan importasi sekitar 3 juta ton (pada 2023) harga gabah petani masih baik. Kita mesti apresiasi bahwa pemerintah melakukan impor terukur," ujar Arief.
Sementara itu, Arief menyebut, saat ini kenaikan harga beras terjadi di seluruh dunia. Harga beras global telah naik dari rentang US$ 460 sampai US$ 500 per ton menjadi lebih dari US$ 600 ton. "Kenaikan harga pangan ini terjadi di seluruh dunia, tidak hanya di Indonesia," ujar dia.
Karena itu, Arief mengklaim, Bapanas bersama seluruh stakeholder terkait bekerja sama untuk memastikan ketersediaan stok di dalam negeri. "Bulog minimal harus punya 1,2 juta ton.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut, keputusan impor ini diambil untuk memenuhi kebutuhan domestik akibat mundurnya masa panen selama dua bulan.
"Sekarang mundur ke April, Mei, dan Juni, sehingga produksi turun dan pemerintah kemarin memutuskan untuk melakukan impor,” ujar Airlangga di Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024.
YOHANES MAHARSO | AMELIA RAHIMA SARI
Pilihan Editor: Pengusaha Ungkap Penyebab Beras Langka di Retail Modern: Diserbu Caleg