Bank Indonesia Diprediksi Pertama Pangkas Suku Bunga di ASEAN, Tak Selalu Mengekor The Fed

Rabu, 7 Februari 2024 14:17 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Bloomberg Asia Tenggara, Tamara Henderson, memperkirakan Bank Indonesia akan menjadi bank sentral pertama di kawasan Asia Tenggara yang akan menurunkan suku bunga acuan. Namun, kata Henderson, kebijakan penurunan suku bunga ini akan dilakukan setelah Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve alias The Fed menurunkan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) terlebih dahulu.

“Kami memperkirakan Bank Indonesia akan menjadi salah satu bank sentral di kawasan ini (Asia Tenggara) yang memangkas suku bunga, namun tidak akan sebelum The Fed (bank sentral Amerika Serikat),” ujar Henderson melalui tayang video, dalam acara Bloomberg Technoz Economic Outlook 2024 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2024.

Menurut dia, Bank Indonesia kemungkinan akan memotong suku bunga dengan tingkat dan frekuensi yang berbeda-beda.

Di sisi lain, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan BI-Rate bisa diturunkan tanpa menunggu kebijakan The Fed menurunkan FFR terlebih dahulu.

“Kapan BI menurunkan suku bunga? Apa nungguin The Fed menurunkan suku bunga? Saya jawab, tidak selalu seperti itu,” ujar Destry dalam kesempatan yang sama.

Advertising
Advertising

Destry menjelaskan, kalau kondisi perekonomian domestik baik, maka Bank Indonesia bisa menurunkan suku bunga. “Kalau everything domestic sudah oke, kami turunkan, walaupun The Fed belum menurunkan suku bunga,” tuturnya.

Dia kemudian mencontohkan tidak selalu BI mengikuti Th Fed. Contohnya ketika The Fed menaikkan suku bunga hingga 550 basis poin (bps). Saat itu, Bank Indonesia tidak menaikan besarannya seperti yang dilakukan The Fed.

“Tidak perlu ngikutin The Fed menaikkan 550 bps, cukup kita 250 bps. Dan kami optimalkan kebijakan yang lain,” kata dia.

Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memperkirakan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) turun sebanyak tiga kali hingga mencapai 75 basis poin pada 2024, dimulai pada paruh kedua tahun ini. Pemotongan akan dimulai pada semester kedua tahun ini.

DEFARA DHANYA PARAMITHA

Pilihan Editor: Ramai Ahok Sebut Jokowi Tak Bisa Kerja, TKN Prabowo-Gibran: Tidak Usah Ditanggapi, Selalu Bikin Gaduh

Berita terkait

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

7 jam lalu

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

1 hari lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

2 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

2 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

3 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

4 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

4 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

4 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya