Mengaku Sudah Temui Semua Capres, Luhut Sebut Hanya Prabowo yang Mau Lanjutkan Program Jokowi

Minggu, 4 Februari 2024 13:06 WIB

Tangkapan layar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam unggahan di akun Instagram @luhut,pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Rabu (17/1/2024). (ANTARA/Ade Irma Junida)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah menyatakan dukungannya terhadap Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran). Lewat unggahan Instagram pribadinya, Luhut mengaku telah menemui seluruh calon presiden dan calon wakil preside atau Capres dan Cawapres sebelum memutuskan dukungannya.

Luhut mengklaim Indonesia memerlukan keberlanjutan ihwal program-program yang dicanangkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. "Diskusi ini yang saya bawa dan tawarkan beberapa kepada Capres dan Cawapres itu, tapi yang merespon sangat positif dan langsung juga dengan langkah-langkah dia adalah Pak Prabowo," ujar Luhut pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Setelah diskusi tersebut, Luhut berujar, Prabowo datang dan mengirim timnya kepada Luhut. Kemudian, Prabowo mengatakan pada Luhut bahwa program-program Jokowi seperti hilirisasi harus diteruskan. Hal inilah yang membuat Luhut mendukung Prabowo dalam Pemilihan Presiden 2024.

Menurut Luhut, banyak program pemerintah saat ini yang tidak mungkin selesai di era Presiden Jokowi. Misalnya program hilirisasi rumput laut yang ia sebut sudah melalui riset selama empat tahun. Karena itu, kata dia, keberlanjutan adalah kunci.

Dengan komitmen keberlanjutan itu, Luhut menilai Indonesia baru bisa menghadapi bonus demografi dan keluar dari middle income trap atau perangkap pendapatan menengah. "Saya pribadi memilih Pak Prabowo dengan alasan yang sangat sederhana, yaitu berkelanjutan," kata Luhut.

Advertising
Advertising

Luhut pun kembali menggarisbawahi apa pencapaian Jokowi sekarang telah diakui oleh dunia. Menurutnya, banyak tokoh dunia yang mengapresiasi pencapaian ekonomi Indonesia dan kemampuan Jokowi dalam bernavigasi di tengah-tengah sulitnya ekonomi dunia saat ini.

Karena itu, Luhut menilai, perubahan kebijakan justru akan menghambat target Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada 2030 mendatang. "Tidak perubahan-perubahan, perubahan itu mulai dari nol lagi," kata dia. "Itu saya mengalami 10 tahun sebagai pembantu presiden, kepala staf presiden, dan menteri berbagai jabatan, tidak gampang. Yang ngomong-ngomong itu ya coba dilakukan."

Pilihan Editor: SP Indofarma Desak Erick Thohir Selamatkan Perusahaan dan Penuhi Hak Karyawan

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

3 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

3 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

4 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

4 jam lalu

Dapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut

Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.

Baca Selengkapnya

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

6 jam lalu

Respons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

6 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

6 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

7 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

7 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

8 jam lalu

Kritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno

Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas

Baca Selengkapnya