TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat tabungan di atas Rp 5 miliar alias tabungan orang kaya menyusut. Kepala Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan penyusutan tabungan orang kaya bukan disebabkan oleh perusahaan yang kesulitan keuangan atau memburuknya perekonomian.

Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan penyusutan ini. Di antaranya, penurunan harga komoditas serta naiknya belanja orang kaya.

"Awalnya likuiditas memang cenderung menurun karena penurunan harga komoditas. Terakhir, belanja terutama kelompok atas juga mulai meningkat akhir-akhir ini," kata David kepada Tempo, dikutip pada Sabtu, 3 Februari 2024.

Lebih lanjut, dia memproyeksikan likuiditas perbankan ke depan tidak akan terus menurun. David menyebut, likuiditas sudah mulai pulih.

Sebaga informasi, Bank Indonesia mengungkapkan kondisi likuiditas perbankan cukup memadai. Pada Desember 2023, rasio alat likuid/ non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/ dana pihak ketiga (AL/DPK) masing-masing tercatat 127,07 persen dan 28,73 persen. Angka ini jauh di atas ambang batas 50 persen dan 10 persen.

Namun demikian, beberapa waktu lalu LPS melaporkan terjadi tren penurunan pada tabungan di atas Rp 5 miliar. Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan penurunan sudah terlihat sejak akhir tahun lalu.

"Akhir tahun lalu, tumbuhnya sekitar 14 sampai 15 persen, sekarang turun sekitar 3,51 persen,” ujar Purbaya dalam konferensi pers penetapan tingkat suku bunga penjaminan (TBP) di Jakarta, Selasa, 30 Januari 2024.

Purbaya menjelaskan, penurunan tabungan itu sebagian besar berasal dari korporasi. Dia pun khawatir bahwa ada kemungkinan orang kaya sudah tidak memiliki uang.

“Kami juga takut, apakah ini menandakan mereka enggak punya duit,” tutur Purbaya.

AMELIA RAHIMA SARI | DEFARA DHANYA

Pilihan Editor: Siap-siap Lapor SPT Pajak Tahunan 2024, Begini Caranya