Bahlil Akui Realisasi Investasi Tinggi tetapi Tenaga Kerja Rendah, Alasannya Padat Karya Sedikit
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Khairul anam
Kamis, 25 Januari 2024 06:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui realisasi investasi tahun lalu tidak berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja. Investasi sepanjang 2023 terealisasi Rp 1.418,9 triliun namun serapan tenaga kerja hanya mencapai 1.823.543 pekerja.
"Kenapa? Karena investasi kita ini padat teknologi, padat modal," ucap Bahlil di Kantor Kementerian Investasi, Rabu, 24 Januari 2024. "Kalau kita masih pikir tentang padat karya, sampai ayam tumbuh gigi negara kita nggak maju."
Bahlil mengaku tak mempermasalahkan minimnya realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja di sektor padat karya. Pasalnya, kata Bahlil, upah untuk pekerjaan di sektor padat karya relatif kecil. Tingginya pekerjaan padat karya tetap tidak akan meningkatkan pendapatan per kapita. Sedangkan industri padat modal dan padat teknologi, kata dia, bisa menciptakan lapangan kerja dengan upah lebih layak.
"Dan itu adalah cara kita mendorong GDP (produk domestik bruto) kita dan pendapatan per kapita kita bisa di atas US$ 10.000 per kapita. Sekarang masih US$ 5.000 per kapita," ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan kualitas berpikir dan kemampuan anak muda pencari kerja juga harus ditingkatkan. "Nggak bisa cari kerja hanya omong-omong saja, harus punya skill," kata dia.
Lebih lanjut ihwal realisasi investasi senilai Rp 1.418,9 triliun sepanjang 2023, Bahlil menyebut capaian tersebut terdiri dari penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak Rp 744 triliun atau 52,4 persen. Kemudian, penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebanyak Rp 674,9 triliun atau 47,6 persen.
Lima besar sektor realisasi investasi selama 2023 mulai dari sektor idustri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan realisasi Rp 200,3 triliun. Kedua, sektor pertambangan senilai Rp 156,5 triliun. Ketiga, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dengan realisasi Rp 159,8 triliun. Keempat, perumahan, kawasan industri, dan perumahan dengan realisasi Rp 115,2 triliun. Kelima, sektor industri kimia dan farmasi dengan realisasi Rp 105 triliun.
RIRI RAHAYU
Pilihan Editor: Ada Stiker Prabowo-Gibran di Beras Bulog, KRKP Curigai Politisisasi Bansos Secara Sistematis