Tertinggi Setelah Vietnam, Pasar Saham RI Menguat 2,71 Persen pada Desember 2023
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Grace gandhi
Selasa, 9 Januari 2024 21:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis industri pasar modal Indonesia masih tumbuh luas untuk semakin memberikan kontribusi optimal bagi perekonomian nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan pasar saham Indonesia per 29 Desember 2023 menguat sebesar 2,71 persen secara month to date (mtd) ke level 7.272,80 dibanding November 2023, yakni di level 7.080,74.
“Dengan net buy non-resident sebesar Rp 7,67 triliun (mtd) dibanding November 2023 outflow Rp 0,52 triliun (mtd), sehingga secara year to date (ytd), investor non-resident membukukan net sell sebesar Rp 6,19 triliun,” ujar Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan Desember pada Selasa, 9 Januari 2023.
Secara ytd, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia menjadi yang tertinggi kedua dalam lingkup ASEAN, setelah Vietnam yang menguat sebesar 6,16 persen.
Inarno menjelaskan, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 11.674 triliun atau secara ytd tumbuh sebesar 22,90 persen. “Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di Desember 2023 tercatat meningkat menjadi sebesar Rp 10,75 triliun (ytd) dibanding November 2023 sebesar Rp 10,54 (ytd),” tuturnya.
Capaian atas kinerja IHSG ini, kata Inarno, juga ditopang oleh pertumbuhan jumlah investor pasar modal yang melanjutkan kenaikan double digit sebesar 18,04 persen menjadi 12,17 juta investor.
Lebih lanjut, penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang membukukan inflow investor asing sebesar Rp 8,17 triliun (mtd). Hal ini kembali mendorong penurunan yield SBN rata-rata sebesar 13,30 bps mtd di seluruh tenor.
Selanjutnya: Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 29,51 bps....
<!--more-->
Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 29,51 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp 79,87 triliun ytd.
Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI per 29 Desember 2023 menguat 8,65 persen (ytd) ke level 374,61. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-resident tercatat sebesar Rp 541,83 miliar (mtd), dan secara ytd masih tercatat outflow Rp0,92 triliun.
Sementara di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) pengelolaan investasi tercatat sebesar Rp 824,73 triliun, dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat sebesar Rp 501,46 triliun atau naik 1,77 persen (mtd). Investor Reksa Dana membukukan net subscription sebesar Rp 6,31 triliun (mtd).
“Secara ytd, kinerja industri reksa dana relatif stabil dengan NAB menurun 0,67 persen, namun masih mencatatkan net subscription sebesar Rp 8,98 triliun,” kata dia.
Adapun penghimpunan dana di pasar modal masih tinggi, yaitu sebesar Rp 255,39 triliun dengan emiten baru tercatat sebanyak 83 emiten hingga 29 Desember 2023. “Penghimpunan dana per Desember ini telah melampaui capaian target di 2023,” ucapnya.
Sementara pipeline Penawaran Umum masih terdapat 85 dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 28,68 triliun yang di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 60 perusahaan.
Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UKM, telah terdapat 16 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 494 penerbit, 168.068 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 1,04 triliun.
Pilihan Editor: Kepala BPH Migas: Penyaluran BBM Selama Nataru 2023 Aman Meski Ada Bencana Alam