Sri Mulyani Catat Penerimaan Bea Cukai 2023 Anjlok, Apa Sebabnya?

Rabu, 3 Januari 2024 13:09 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani meninjau Cikarang Dry Port (CDP) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 27 Januari 2023, untuk melihat proses bisnis dan aktivitas tempat penimbunan sementara (TPS) itu. Berada di wilayah pengawasan Bea Cukai Cikarang, CDP telah beroperasi sejak 2010 dan merupakan bagian dari program pemerintah, yaitu Customs Advance Trade System dan Indonesian Blue Print Logistics guna menyederhanakan dan meningkatkan daya saing logistik Indonesia. TEMPO/Riri Rahayu

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai alias bea cukai mengalami penurunan pada 2023. Apa sebabnya?

Sri Mulyani mengatakan realisasi sementara pendapatan bea cukai pada 2023 adalah sebesar Rp 286,2 triliun. Angka ini setara 95,4 persen dari target APBN di dalam Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 75 Tahun 2023.

"Kita lihat bea cukai mengalami koreksi dari pertumbuhan positif dua tahun berturut-turut 26,4 persen dan 18 persen, tahun ini negatif 9,9 persen," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers di Jakarta Pusat pada Selasa, 2 Januari 2024.

Dalam paparannya, terlihat penerimaan bea cukai tumbuh positif pada 2021 dan 2022. Pada 2021, penerimaannya mencapai Rp 269,2 triliun atau tumbuh 16,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Sedangkan pada 2022, penerimaan bea cukai sebesar Rp 317,8 triliun. Angka ini tumbuh 18 persen yoy. Ia lantas mencatat, sejumlah hal menjadi biang kerok anjloknya penerimaan bea cukai pada 2023.

Advertising
Advertising

Sebagai informasi, penerimaan bea cukai diperoleh melalui tiga pos, yakni cukai, bea masuk dan bea keluar. Sepanjang 2023, cukai menjadi kontributor terbesar dengan perolehan Rp 221,8 triliun.

Namun, sejumlah kebijakan mempengaruhi penerimaan cukai, yakni kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) untuk mengendalikan konsumsi rokok. "Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan, terutama golongan satu yaitu produsen terbesarnya. Golongan satu itu turunnya bahkan mencapai 14 persen," tutur Sri Mulyani.

Sementara itu, bea masuk sepanjang 2023 tercatat sebesar Rp 50,8 triliun. Nilai ini juga tidak mencapai target atau 97,6 persen dari target APBN 2023 di Perpres 75/2023. Ini karena ada penurunan nilai impor sebesar 6,8 persen yoy.

"Bea keluar realisasinya hanya 68,3 persen (dari target APBN di Perpres 75/2023)," ujar Sri Mulyani.

Ini disebabkan penurunan tajam harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Selain itu, upaya hilirisasi juga menjadi penyebab. "Kebijakan hilirisasi dengan produk-produk mineral nikel itu yang enggak boleh diekspor dalam bentuk bahan mentah, maka biaya keluarnya langsung drop," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Sri Mulyani mencatat, bea keluar produk sawit turun 81,2 persen yoy. Bea keluar bauksit juga turun 89,1 persen yoy karena larangan ekspor sejak Maret. Sementara bea keluar tembaga tumbuh 10,8 persen yoy karena didorong kebijakan relaksasi ekspor.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Sebut Harga Pangan Jadi Kontributor Utama Inflasi: Beras, Cabai, dan Bawang Naik Signifikan

Berita terkait

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

29 menit lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

52 menit lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

1 jam lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Viral Bea Cukai Dikabarkan Tahan Parasut Paralayang Atlet, Ini Kronologinya

1 jam lalu

Viral Bea Cukai Dikabarkan Tahan Parasut Paralayang Atlet, Ini Kronologinya

Bea Cukai dikabarkan menahan parasut paralayang milik seorang atlet Jambi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Penyaluran Avtur Penerbangan Haji Meningkat hingga Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

3 jam lalu

Terkini Bisnis: Penyaluran Avtur Penerbangan Haji Meningkat hingga Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

PT Pertamina Patra Niaga memproyeksikan penyaluran avtur untuk penerbangan haji 2024 mencapai 100 ribu kilo liter (KL).

Baca Selengkapnya

Kasus Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, dari Kejanggalan LHKPN Hingga Indikasi Pelanggaran Kode Etik

3 jam lalu

Kasus Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, dari Kejanggalan LHKPN Hingga Indikasi Pelanggaran Kode Etik

KPK telah menjadwalkan pemanggilan terhadap eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean soal LHKPN.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

4 jam lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

4 jam lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

10 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

18 jam lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya