TEMPO Interaktif, Semarang: Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Abdul Wachid menilai, harga gula di pasar dalam negeri yang mencapai Rp 8500 per kilogram yang berlaku saat ini masih dalam batas kewajaran. "Idealnya memang seperti itu, agar petani tebu juga menikmati keuntungan," kata Wachid kepada Tempo, Jum'at (12/6).
Saat ini harga gula di pasar Internasional mencapai 435 us dollar per ton. Jika diimpor ke Indonesia, harga di pasarannya bisa mencapai Rp 10 ribu per kilogram. "Jadi, wajar jika harga gula dalam negeri juga ikut naik," katanya.
Wachid mengakui, harga di pasaran masih diatas harga lelang. Saat ini, harga lelang gula masih berkisar Rp 7000 per kilogram hingga Rp 7.500 per kilogram.
Wachid memperkirakan, harga gula akan tinggi terus hingga Agustus mendatang. Diperkirakan, pada bulan itu akan ada panen raya tebu sehingga memicu penurunan harga gula di pasaran.
Terkait dengan stok gula, Wachid menjamin masih sangat cukup. Selama 2009 ini akan ada sebanyak 2,8 jut ton. Padahal, kebutuhan gula di Indonesia per tahun sebanyak 2,7 juta ton. Jumlah ini dengan asumsi setiap warga Indonesia membutuhkan gula sebanyak 12 kilogram per tahun.
Wachid heran kenapa ketika gula naik sedikit dan bisa menguntungkan petani tapi pemerintah justru protes.
Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya
28 Juli 2015
Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya
Menteri Perindustrian Saleh Husin menuturkan ketersediaan dan kesiapan lahan bakal lebih mempercepat realisasi rencana pembangunan pabrik gula kristal putih.
Bank Dunia memperkirakan bahwa harga riil gula di pasar dunia (dolar Amerika 2010) pada 2025 akan turun dari US$ 0,37 per kilogram pada 2013 menjadi US$ 0,28 per kilogram. Dengan nilai kurs US$ 1 sama dengan Rp 12.605 saat tulisan ini disusun, harga gula per kilogram di pasar internasional pada 2025 adalah Rp 3.529. Sangat murah!