TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menanggapi kritik terhadap hilirisasi dari Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.

Pemerintah, kata Bahlil, optimistis hilirisasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, dan mendorong kedaulatan negara. Ia pun menampik bahwa hilirisasi hanya berfokus di nikel.

"Saya dengar dan baca itu ada TPN salah satu paslon (pasangan calon presiden dan wakil presiden) yang mengatakan karena baterai (kendaraan listrik)," ucap Bahlil saat ditemui di sela-sela Rakornas Investasi Tahun 2023 pada Kamis, 7 Desember di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Menurut dia, hilirisasi jangan diartikan hanya satu produk baterai. Tapi, produk turunan hilirisasi itu ada stainless steel, baja, dan sebagainya.

"Jadi, pikirannya jangan sempit gitu, loh," ujar Bahlil. "Saya kadang-kadang bingung ketika orang berpandangan hilirisasi itu hanya bagian satu produk, seperti ekosistem baterai mobil listrik, itu kan cuma satu bagian saja."

Tom Lembong kemarin mengkritik pemerintah era Presiden Joko Widodo atau Jokowi terlalu terobsesi pada nikel dan mobil listrik. Obsesi itu yang kemudian membuat sektor lain terbengkalai.

"Padahal, lapangan kerja yang peluangnya besar adalah sektor jasa, di samping pertanian, perikanan, dan manufaktur," ujar Tom dalam acara diskusi publik di Gedung CSIS Jakarta pada Rabu, 6 Desember 2023.

Sementara itu, peluang kerja di industri nikel, pabrik baterai dan mobil listrik lebih sedikit. Pasalnya, Tom menjelaskan, sektor ini merupakan sektor padat modal, bukan padat karya.

Menurut Tom Lembong, pabrik mobil listrik akan lebih banyak mempekerjakan robot ketimbang manusia. Dia mengatakan hal tersebut berkaca dari pengalamannya saat mengunjungi pabrik baterai di Korea Selatan.

AMELIA RAHIMA SARI | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Anies - Cak Imin Tak Mau Hentikan Program Hilirisasi Jokowi, Tom Lembong: Biar Pasar yang Evaluasi