Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

Minggu, 19 November 2023 13:03 WIB

Petani memanen padi saat panen raya di Kampung Bojong Jambu, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 18 September 2023. Di petak sawah lain yang menggunakan pupuk organik bios 44 bisa menghasilkan 7,2 ton gabah basah. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi meminta seluruh pemerintah daerah menggencarkan berbagai program ketahanan pangan. Caranya, kata dia, dengan membangun pola kemitraan dan kerja sama dengan stakeholder terkait baik secara vertikal maupun horizontal.

Menurut Arief, hal ini sangat krusial di tengah upaya pemerintah menjaga inflasi. Dia meminta pemerintah daerah memastikan bahwa kebutuhan pangan bagi masyarakat tersedia secara cukup, aman, dan berkelanjutan.

"Soal pangan ini mesti dirinci satu per satu, jadi setiap daerah tahu secara rinci seperti apa situasi pangan di wilayahnya, berapa produksi dan berapa kebutuhan pangannya,” ucap Arief, dikutip dari keterangannya pada Ahad, 19 November 2023.

Kemudian, ia meminta pemerintah daerah merinci stok level setiap bahan pangan. Sebab, ia berujar Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan jajarannya di pemerintah pusat hingga daerah untuk terus menjaga inflasi. Terlebih, pangan menjadi salah satu komponen penting yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi secara umum.

Lebih lanjut, Arief mengajak masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman). Bapanas juga mendorong program intuk memperbaiki pola konsumsi dan menumbuhkan kebiasaan untuk selalu menghabiskan makanan. Adapun pola makan B2SA berisikan 1/3 karbohidrat, 1/3 sayuran, 1/6 lauk-pauk, dan 1/6 buah-buahan

Advertising
Advertising

"Penganekaragaman Konsumsi ini penting. Kenyang tidak harus nasi,” kata dia. Ia menekankan masyarakat harus menjaga keseimbangan kebutuhan pangan yang indikatornya dikenal dengan Pola Pangan Harapan atau PPH. Menurutnya, kebutuhan komoditas pangan bisa digantikan oleh komoditas lain yang mengandung cukup karbohidrat, protein, serat dan lainnya.

Arief juga menggarisbawahi agar upaya penganekaragaman pangan ini dilakukan dengan menyasar kelompok usia anak-anak dan remaja. "Mengapa ini harus diupayakan sejak dini? karena nanti ke depan kita ingin mewujudkan generasi emas 2045 yang sehat, aktif, dan produktif. Nah tentu membutuhkan upaya edukasi yang secara kontinyu,” ujarnya.

Pilihan Editor: Kemenhub Ungkap Perkembangan Perawatan Trainset LRT Jabodebek yang Bermasalah

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

5 jam lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

1 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

2 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

2 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

4 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

5 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

5 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

5 hari lalu

Harga Gula Pasir Meroket, Zulhas: Gak Boleh Impor kalau Lagi Musim Giling

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini.

Baca Selengkapnya