Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp 15.694 per Dolar AS

Selasa, 14 November 2023 15:55 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 6 poin ke level Rp 15.694 per dolar Amerika Serikat (dolar AS) pada perdagangan Selasa sore. Sebelumnya, rupiah sempat menguat 10 poin ke level Rp 15.701 per dolar AS.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif tapi ditutup menguat di kisaran Rp 15.650 hingga Rp 15.750 per dolar AS,” ujar Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam keterangan tertulis, Selasa, 14 November 2023.

Dalam laporannya, Ibrahim menyoroti Bank Indonesia yang memproyeksi peluang pelemahan sejumlah indikator ekonomi makro pada 2024. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan diperkirakan akan berada di kisaran 5,00 persen (year on year atau yoy). Angka ini lebih lambat jika dibandingkan dengan prognosa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2023 yang sebesar 5,01 persen (yoy).

Meski demikian, kata Ibrahim, terdapat optimistis dalam beberapa hal untuk mendorong kekuatan pertumbuhan ekonomi tahun depan. “Terutama karena kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu), dan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara,” tuturnya.

Kemudian, tingkat inflasi pada 2024 diperkirakan sebesar 3,2 persen (yoy). Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan prognosa inflasi dalam ATBI 2023 yang sebesar 2,84 persen. “Peningkatan inflasi pada tahun depan sejalan dengan permintaan yang masih baik dan dampak dari nilai tukar yang lebih lemah,” kata analis itu.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, Ibrahim nengatakan pasar saat ini tengah berfokus pada data inflasi indeks harga konsumen utama (CPI AS) yang dirilis hari ini. “Angka tersebut diperkirakan menunjukkan penurunan inflasi hingga Oktober, setelah inflasi meningkat melampaui ekspektasi selama dua bulan terakhir,” ujar dia.

Angka tersebut juga muncul tak lama setelah serangkaian pejabat Federal Reserve alias The Fed yang memperingatkan bahwa inflasi tinggi dapat memberi bank lebih banyak dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Menurut Ibrahim, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama diperkirakan bisa melemahkan aser-aset beresiko. “Sementara data yang dirilis hari ini diperkirakan menunjukkan zona euro memasuki resesi teknis pada kuartal ketiga,” katanya.

Pilihan Editor: Bertemu Menteri Keuangan China, Sri Mulyani Bicara Hubungan Bilateral Kopi dan Teh

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

1 jam lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

21 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

1 hari lalu

Akhir Pekan, Harga Emas Antam Tembus Rp 1.350.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atauharga emas Antam melonjak ke level Rp 1.350.000 per gram dalam perdagangan akhir pekan, Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

1 hari lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

2 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

2 hari lalu

Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif

Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya