Mentan Amran Sulaiman Disebut Pengamat Bakal Hadapi Tantangan Ini
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Andry Triyanto Tjitra
Kamis, 26 Oktober 2023 11:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Vishnu Juwono mengungkapkan sederet tantangan yang bakal dihadapi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman.
Vishnu menjelaskan tantangan terbesar yang dihadapi Amran adalah mendorong pemerintah agar dapat mewujudkan swasembada pangan secara menyeluruh melalui pertanian.
"Tantangan terbesar yang dihadapi Amran adalah mendorong pemerintah agar dapat mewujudkan swasembada pangan secara menyeluruh melalui pertanian," kata Vishnu dalam keterangannya, Kamis, 26 Oktober 2023.
Dosen tetap administrasi publik dengan jabatan fungsional Lektor di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia itu menilai Amran juga akan menghadapi kritik, terutama dari aktivis lingkungan terkait proyek pemerintah Food Estate yang dianggap merusak lingkungan.
Menurut Vishnu, beberapa tindakan seperti pembebasan lahan 600 hektare hutan alam di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, yang berpotensi memicu pelepasan 250 ribu ton emisi karbon, menjadi perhatian utama.
Selain itu, katanya, masalah tumpang tindihnya regulasi, otoritas, dan data pangan antara Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Perdagangan, Badan Pengelola Statistik, serta Badan Pengelola Pangan Nasional, semakin menambah kompleksitas masalah dalam mencapai swasembada pangan.
Dalam situasi politik yang semakin panas menjelang Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, lanjut Vishnu, Amran diharapkan mampu menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga pangan untuk menghindari dampak negatif terhadap rakyat.
Tugas Amran dari Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan alasannya melantik Amran menggantikan Syahrul Yasin Limpo (SYL) agar dapat langsung kerja karena pernah menjadi Mentan. Adapun SYL mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Mentan usai tersandung kasus dugaan korupsi.
“Biar langsung kerja. Karena beliau dulunya Menteri Pertanian," kata Jokowi di Padang, Rabu kemarin, 25 Oktober 2023.
Amran yang sebelumnya menjabat sebagai Mentan periode 2014-2019, dinilai Jokowi telah memahami dan mengerti tentang penanganan pertanian di Tanah Air.
Selanjutnya: Hal tersebut menjadi salah satu…
<!--more-->
Hal-hal tersebut menjadi alasan Jokowi kembali memberikan mandat kepada pria kelahiran Kabupaten Bone 27 April 1968 tersebut.
"Jadi tidak usah diajarin, tidak perlu lagi belajar birokrasi, tidak perlu lagi harus mengetahui siapa dirjennya. Usai dilantik, ketika itu juga langsung bekerja," kata Jokowi.
Kepada awak media massa, Jokowi mengatakan tugas Amran adalah mengupayakan agar produksi beras atau padi meningkat sesuai target yang diberikan kepala negara.
Menurutnya, dengan meningkatkan produksi padi atau beras di Tanah Air, harga beras di pasar dapat dikendalikan atau diturunkan.
Dengan demikian, daya beli masyarakat tetap dapat terjaga dengan baik. "Jadi, produksinya harus melimpah," ujarnya.
Usai dilantik Jokowi, Amran mengatakan akan berupaya meningkatkan produksi pertanian, terutama beras menjelang musim panen pada awal 2024. Amran akan mencari solusi dari berbagai keluhan yang datang dari petani.
Sesuai pesan Jokowi untuk meningkatkan produksi beras, Amran mengaku akan berfokus untuk memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti padi dan jagung.
Dia juga berjanji akan menekan jumlah impor beras yang pada 2023 mencapai 3,5 juta ton hingga ke titik nol agar Indonesia kembali menjadi negara swasembada beras layaknya tahun 2017 dan 2021 lalu. Bahkan, ia optimistis Indonesia dapat melakukan swasembada beras.
"Insyaallah masuk swasembada kembali. Bisa. Percaya, deh. Ini semudah membalikkan telapak tangan," ujar Amran saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan pada Rabu, 25 Oktober 2023.
RIANI SANUSI PUTRI | ANTARA
Pilihan Editor: Amran Sulaiman Kembali Jadi Menteri Pertanian, Gapki: Selalu Bersedia Berkoordinasi dengan Kami
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.