Seruan Boikot McDonald's Usai Beri Makan Tentara Israel, Gerai Tetap Ramai

Senin, 23 Oktober 2023 06:39 WIB

McDonald's Sarinah. dok. McDonald's

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini, restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's dihujani kecaman karena menyediakan makanan gratis kepada tentara Israel. Melalui akun Instagramnya, McDonald's Israel mengumumkan bahwa mereka memberikan ribuan makanan gratis ke rumah sakit dan Pasukan Pertahanan Israel atau IDF.

Sumbangan makan siang gratis ini dikritik oleh netizen. "McDonald's menyediakan makanan gratis kepada IDF (pasukan militer Israel). Kita harus berpegang pada prinsip-prinsip dan mengambil tindakan yang sejalan dengan keyakinan. Mari boikot McDonald's karena mendukung pihak yang terlibat konflik adalah tindakan yang salah, terutama ketika menyangkut hilangnya nyawa tak berdosa," menurut seorang warganet di akun Instagram.

“Jika McDonald's memberikan makanan gratis kepada Pasukan Pertahanan Israel dan bukan kepada mereka yang (terkena dampak) di GAZA, maka saya pikir seluruh Muslim harus memboikot McDonald's,” komentar orang lain.

Namun, berdasarkan pantauan Tempo pada Minggu, 22 Oktober 2023, hingga malam pukul 20.00 WIB, terlihat bahwa beberapa gerai McDonald's masih ramai oleh pengunjung. Seperti di McDonald's Larangan Indah, Kota Tangerang, hampir seluruh tempat parkir terisi penuh oleh mobil dan sepeda motor. Bahkan, terdapat sekitar 3–4 mobil yang mengantri di layanan drive thru.

Di dalam restoran, meja dan kursi penuh dengan pengunjung, termasuk anak-anak bersama orang tuanya, hingga anak muda bersama teman-temannya yang berkumpul sambil menikmati makanan siap saji itu.

Advertising
Advertising

Kondisi serupa juga terjadi McDonalds di Pondok Indah Mall 1, Kota Jakarta Selatan, juga dipenuhi pengunjung. Terdapat pelanggan yang mengisi meja dan kursi baik di dalam maupun di luar ruangan. Bahkan, terdapat 2–3 orang yang mengantri untuk memesan makanan secara langsung maupun melalui mesin layar sentuh.

Selain kedua gerai di atas, McDonald's di Bulungan, Kota Jakarta Selatan, juga masih diramaikan oleh pengunjung. Hampir setengah dari seluruh tempat parkir terisi penuh. Berdasarkan pantauan di tiga tempat ini, dapat dikatakan bahwa meskipun ada pembicaraan yang ramai soal boikot, popularitas McDonald’s masih populer san tetap diminati oleh masyarakat.

Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia, Meta Rostiawati, mengatakan pihaknya prihatin dengan eskalasi konflik di Timur Tengah. Konflik yang dia maksud adalah antara Israel dengan Hamas di jalur Gaza. "McDonald’s Indonesia merupakan entitas yang beroperasi secara independen, dan tidak terafiliasi dengan kegiatan operasional maupun keputusan McDonald’s di negara lain, termasuk McDonald’s Israel," kata Meta dalam keterangan resmi, Sabtu, 21 Oktober 2023.

Meta mengatakan, PT Rekso Nasional Food adalah perusahaan swasta nasional yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia. Dia menyebut jumlah karyawan perusahaan ini mencapai lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.

Meta mengatakan pihaknya berkomitmen senantiasa memberikan pelayanan terbaik, menyajikan makanan dengan kualitas terdepan, dan memberikan manfaat bagi komunitas sekitar dan masyarakat Indonesia. “Kami tidak terlibat dalam kegiatan politik apapun," tuturnya.

DEFARA DHANYA PARAMITHA | AMELIA RAHIMA SARI | DEWI RINA CAHYANI

Pilihan Editor: Cara Mudah Cek Keaslian Sepatu Nike




Berita terkait

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

1 jam lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

3 jam lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

4 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

7 jam lalu

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

Gerakan "Blockout 2024" mendesak pengguna untuk memblokir akun selebritas yang tetap bungkam mengenai krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

11 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

12 jam lalu

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

Penyiksaan terhadap para tahanan Palestina dilakukan hanya karena dendam dan tidak dimaksudkan untuk pengumpulan informasi intelijen.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

12 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

13 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

13 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

14 jam lalu

Tujuh Bulan Perang Lenyapkan Hamas, Apakah Israel Gagal?

Netanyahu bersumpah untuk melenyapkan Hamas, namun tujuh bulan berperang, sumpah itu belum juga terwujud.

Baca Selengkapnya