Nasib Jakarta Jika Tak Jadi Ibu Kota Negara, Pakar: Jadikan Dia Global City

Rabu, 18 Oktober 2023 07:00 WIB

Sebuah lampu merah terlihat diselimuti kabut dan asap polusi di Jakarta, 27 Juli 2018. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar otonomi daerah Djohermansyah Djohan mengemukakan pandangannya jika Jakarta tidak jadi ibu kota negara lagi, karena adanya Ibu Kota Nusantara alias IKN.

"Dalam pandangan saya, Jakarta itu kalo enggak jadi ibu kota negara, jadikanlah dia global city, yaitu pusat pertumbuhan ekonomi dan bisnis," ujar Djohermansyah dalam diskusi di Komplek DPR RI, Senayan, Jakarta pada Selasa, 17 Oktober 2023.

Menurut Djo, sapaannya, hal ini dimungkinkan karena Indonesia adalah negara kesatuan. Dia menyebut, negara kesatuan boleh memiliki pemerintah daerah atau Pemda khusus sepanjang diatur dalam undang-undang.

Adapun berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN Pasal 41 ayat 4, Jakarta akan tetap memiliki kekhususan. Hanya saja, dia mendorong kekhususan itu di bidang ekonomi dan bisnis.

"Kalau kita bikin undang-undang tentang Jakarta sebagai kota global pusat ekonomi dan bisnis, maka tidak memadai kewenangan-kewenangan yang dimiliki Jakarta," tutur Djo.

Advertising
Advertising

Oleh sebab itu, dia menyarankan pemerintah pusat menambah kewenangan Jakarta. Selain itu, Djo juga menyarankan agar memperkuat kelembagaan maupun sumber daya manusia birokrasi, serta memberikan dana kekhususan kepada Jakarta.

"Jakarta ini lucu, dia Pemda ibu kota negara tapi sama pusat enggak pernah dikasih dana kekhususan," ujar guru besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini.

Ihwalnya Jakarta dianggap memiliki fiskal yang hebat. Djo juga menyarankan agar pemerintah membangun kawasan metropolitan dan memperkuat kebudayaan Betawi yang asli Jakarta.

"(Saran) yang terakhir adalah politik dan pemerintahan, yaitu menyangkut pemilihan gubernur," ujar Djohermansyah.

Dia menuturkan, kondisi politik di Jakarta harus stabil. Ini berkenaan dengan kondisi ekonomi dan bisnis.

"Syarat pendidikan (gubernur) harus kita patok lah. Jangan SLTA lah, hari gini masa gubernur yang harus memimpin rakyat SLTA," ujar Djohermansyah Djohan.

Dia juga menyarankan membatasi umur calon gubernur dan wali kota di Jakarta. Menurut dia, tidak bisa 25 tahun menjadi patokan karena baru lulus sekolah.

Adapun dalam Pilkada Jakarta, dia juga menyarankan menggunakan sistem simple majority yakni 50%+ 1. Jika dalam satu putaran tidak tercapai, bisa diulang putaran kedua.

"Yang terakhir, gubernurnya itu setingkat menteri. Jadi dengan begitu, dia dekat dengan Presiden," tutur dia.

Pilihan Editor: KAI Buka Rekrutmen Eksternal Gelombang III Untuk Berbagai Formasi, Ini Syaratnya






Berita terkait

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 jam lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

11 jam lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

23 jam lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

1 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

1 hari lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

1 hari lalu

Sandiaga Uno Kurasi UMKM untuk Isi Galeri di IKN saat HUT Kemerdekaan RI

Menteri parekraf Sandiaga Uno tengah menyiapkan UMKM yang akan mengisi acara HUT Kemerdekaan RI Agustus mendatang

Baca Selengkapnya

Bukan Muhammadiyah atau NU, Ini Ormas Islam Pertama yang Bangun Kantor Pusat di IKN

1 hari lalu

Bukan Muhammadiyah atau NU, Ini Ormas Islam Pertama yang Bangun Kantor Pusat di IKN

Nahdlatul Wathan melakukan peletakan batu pertama pembangunan kantor pusat di IKN pada Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

1 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

2 hari lalu

BMKG Prakirakan Jakarta Cerah Hingga Siang, Beberapa Area Bahkan Minim Awan

BMKG memperkirakan Jakarta cerah sepanjang hari ini, Senin, 13 Mei 2024. Tak ada potensi hujan hingga esok dinihari.

Baca Selengkapnya

Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global

2 hari lalu

Ibu Kota Nusantara, Wajah Baru Indonesia Menyongsong Era Global

Pembangunan tahap pertama IKN Nusantara mencapai 80,82 persen. Klaster pendidikan untuk mendukung kebutuhan pertumbuhan dan inovasi dalam klaster ekonomi di masa depan.

Baca Selengkapnya