BI Blak-blakan soal Insentif ke Bank yang Rajin Salurkan Kredit: Kebijakan Moneter Saja Tidak Cukup

Kamis, 5 Oktober 2023 07:48 WIB

Sambutan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, dalam seminar nasional terkait kebijakan insentif likuiditas makroprudensial di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2023. TEMPO/Defara

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) terus mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi rambatan risiko global ke ekonomi dalam negeri. Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan kebijakan moneter saja tidak cukup untuk menjaga stabilitas ekonomi.

“Ini (kebijakan moneter) cuma menjaga stability sementara,” ujar Destry dalam seminar nasional di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu, 4 Oktober 2023.

Oleh sebab itu, bank sentral harus terus ikut mendorong pertumbuhan ekonomi lewat kebijakan makroprudensial. Salah satunya adalah dengan pemberian berbagai insentif lewat Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial atau KLM.

Insentif KLM terbaru itu ditujukan ke perbankan yang menyalurkan kredit atau pembiayaan secara cepat ke sektor-sektor prioritas. Bentuknya adalah potongan untuk setoran giro wajib minimum (GWM).

Bank Indonesia, kata Destry, telah menaikkan KLM menjadi 4 persen dari yang sebelumnya 2,8 persen. “Sehingga kalau kita lihat perkiraan, akan ada tambahan likuiditas mencapai Rp 160 triliun,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan untuk menjaga pemulihan sekaligus membangkitkan perekonomian. Adapun kebijakan ini telah dikeluarkan dan berlaku efektif sejak 1 Oktober 2023.

Sektor-sektor prioritas yang mendapatkan penyaluran kredit tersebut meliputi antara lain hilirisasi minerba dan nonminerba, perumahan termasuk perumahan rakyat, serta pariwisata termasuk perhotelan dan restoran. Ada juga pembiayaan inklusif termasuk untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan ultra mikro, serta pembiayaan hijau.

Selain pada sektor makroprudensial, kebijakan dalam sistem pembayaran juga ditingkatkan agar kualitas resiko pembayaran lebih aman dan nyaman. “Digital banking atau uang elektronik ini peningkatannya luar biasa. Penggunaan QRIS sudah mencapai 29 juta pengguna dengan merchant kurang lebih 26 juta, jadi transaksi terus mengalami peningkatan,” ujar Destry.

Menurut dia, salah satu faktor yang mendorong konsumsi masyarakat itu adalah bagaimana efesiensi transaksi dalam melakukan sistem pembayaran. Selain itu, kebijakan untuk pendalaman pasar keuangan dan kebijakan ekonomi inklusif dan hijau juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Banyak hal-hal yang diinisiasi oleh pemerintah termasuk kami mengelurkan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) dan itu sebagai instrumen moneter kita, juga untuk pendalaman pasar keuangan, belum lagi kebijakan keuangan inklusif untuk UMKM,” ujarnya.

Pilihan Editor: Nilai Tukar Rupiah Tetap Terjaga, Gubernur BI: Lebih Baik dari India, Filipina, dan Thailand

Berita terkait

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

31 menit lalu

Paytren Dicabut OJK, Yusuf Mansur Berharap Tak Kapok Coba Ide Lain

Yusuf Mansyur mengklaim investasi syariah paytren tidak menjadi tempat pencucian uang, dia tidak tergoda dengan uang yang dianggap tidak benar

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

18 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

20 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

1 hari lalu

Kepala Perwakilan BI Solo Sebut Kendala-kendala yang Masih Dihadapi UMKM

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) harus konsisten menerapkan kualitas hasil produksi jika ingin bisa bertahan di tengah dinamika ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Menguat di Tengah Naiknya Saham Perbankan Big Cap dan Grup Prajogo Pangestu

IHSG menutup sesi di level 7,328.1 atau +1,12 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

2 hari lalu

BRI Regional Surabaya Buka Lowongan Kerja, Fresh Graduate Bisa Lamar

Bank BRI membuka rekrutmen Brilian Banking Officer Program (BPOP) Batch 2 tahun 2024 periode 15-22 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

2 hari lalu

Cegah Kerugian Saat Kredit Mobil, Perhatikan 5 Tips Berikut

Untuk ajukan kredit mobil ada beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya mengukur kemampuan finansial jangka pendek maupun panjang. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

2 hari lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya