Bahlil Ibaratkan Kerja Sama Investasi ASEAN seperti Sapu Lidi
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Grace gandhi
Minggu, 3 September 2023 10:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengibaratkan kerja sama investasi di ASEAN seperti sapu lidi. Apa maksudnya?
Bahlil mengatakan rata-rata pertumbuhan ekonomi ASEAN konsisten meningkat. Selain itu, ASEAN menjadi penerima penanaman modal asing (FDI) terbesar ke-2 di dunia.
"FDI ke ASEAN meningkat sebesar 5 persen sehingga mencapai US$ 224,2 miliar, ini tertinggi sepanjang sejarah ASEAN," ujar Bahlil dalam keterangan resminya pada Sabtu, 2 September 2023.
Namun, kata Bahlil, capaian itu belum sepenuhnya dapat dinikmati penduduk ASEAN. Dia menilai, dari 60 persen FDI yang masuk ke ASEAN sepanjang 2022, hanya kurang dari 1 persen yang dinikmati penduduk. Oleh sebab, itu dia menilai, ASEAN perlu lebih memupuk kolaborasi agar menjadi komunitas yang kuat.
“Dalam pepatah Papua, sebatang lidi tidak mampu membersihkan kotoran, tetapi dengan seikat lidi jangankan daun, batu pun dapat digeserkan," kata Bahlil. "Kita boleh berkompetisi tapi kita juga harus berkolaborasi."
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn mengungkapkan kemajuan ASEAN terwujud berkat kolaborasi aktif antar negara-nagara anggotanya. Dia berharap agar ASEAN Investment Forum atau AIF bisa menjadi wadah para pemangku kepentingan bertukar pikiran untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di ASEAN.
Selanjutnya: Hourn menuturkan, ASEAN merupakan salah satu....
<!--more-->
Hourn menuturkan, ASEAN merupakan salah satu penerima FDI terbesar di dunia. Sebanyak 17 persen FDI global mengalir ke ASEAN tahun lalu. Adapun prospek ASEAN untuk jangka menengah tetap positif karena adanya gerakan diversifikasi rantai pasok global.
"Maka untuk memanfaatkan peluang tersebut, perlu mendorong rezim perdagangan yang terbuka," ujar Hourn pada acara AIF 2023 di Jakarta.
Executive Secretary The Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan, hingga saat ini ASEAN masih menjadi destinasi favorit investor untuk berinvestasi. Namun, masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
“Ada dua tantangan yang harus diperhatikan untuk mendorong investasi yang lebih berkualitas," kata Armida dalam sambutannya.
Pertama, perlu dibangunnya kapasitas badan-badan investasi di ASEAN untuk mampu menargetkan upaya promosinya kepada investor yang tepat. Kedua, aliran FDI yang tidak merata di ASEAN.
"Sehingga diperlukan upaya koordinasi yang baik agar investasi lebih banyak mengalir ke kawasan yang tertinggal,” ucap Armida.
Pilihan Editor: Aturan Golden Visa Disahkan, Dirjen Imigrasi: Kita Sasar Pelintas Berkualitas, Syarat Lebih Berbobot