3 Manfaat dan Risiko Teknologi AI di Sektor Ekonomi dan Keuangan Menurut Gubernur BI

Reporter

Tempo.co

Selasa, 8 Agustus 2023 14:14 WIB

Ilustrasi teknologi AI di sektor keuangan. Foto : Smartclick

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi artificial intelligence (teknologi AI) atau kecerdasan telah membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupaN. Sektor ekonomi dan keuangan adalah salah satu bidang di mana AI telah menunjukkan potensinya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo membeberkan manfaat dan risiko teknologi AI buatan di Indonesia khususnya pada sektor perekonomian dan keuangan. Dia mencatat setidaknya ada tiga manfaat dan risiko teknologi tersebut.

3 manfaat teknologi AI dalam sektor perekonomian

Manfaat pertama adalah produktivitas. Dengan teknologi AI, faktor produksi yang ada termasuk investasi di berbagai sektor ekonomi, mulai dari manufaktur, keuangan, kesehatan, dan transportasi bisa dilipatgandakan nilai tambahnya.

“Itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita ke depan,” ujar dia dalam seminar virtual bertajuk 'Masa Depan Ekonomi Indonesia di Era Teknologi AI' yang digelar oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jakarta pada Senin, 7 Agustus 2023.

Selanjutnya, manfaat kedua, mempercepat reformasi dari berbagai proses bisnis hingga kerja organisasi. Termasuk didalamnya bagaimana orang berinteraksi dalam pengambilan keputusan sehingga betul-betul lebih mudah.

Advertising
Advertising

“Juga bagaimana perilaku ekonomi bisa juga mendorong berbagai kegiatan ekonomi,” tutur Perry.

Kemudian manfaat ketiga, penyediaan produk-produk dan jasa yang secara efisien. Menurut dia, penyediaannya bisa dilakukan secara cepat, bahkan bisa juga menjangkau yang selama ini tidak terjangkau.

“Di berbagai daerah bisa dijangkau dengan transformasi digital melalui AI, sungguh manfaat yang luar biasa bagi lanskap pertumbuhan ekonomi ke depan,” ucap Perry Warjiyo.

Teknologi AI akan mengubah dunia ekonomi Indonesia

Lebih jauh, Perry menjelaskan teknologi AI akan mengubah dunia ekonomi Indonesia. Dia menyitir data survei dari Price Waterhouse Cooper (PwC) yang menyebutkan bahwa implementasi AI digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pengambilan keputusan.

“Serta membantu perkembangan inovasi pada produk dan jasa,” ujar Perry.

Perry yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) itu juga menyebutkan data McKinsey Global Institute yang memperkirakan perkembangan AI memiliki potensi menambahkan nilai ekonomi global sebesar US$ 2,6 triliun. Bahkan bisa mencapai US$ 4,4 triliun.

“Untuk berbagai aktivitas AI dan produk turunannya. Inilah potensinya. Bagaimana penggunaan AI nanti juga akan mengubah lanskap ekonomi Indonesia,” ucap Perry.

3 risiko teknologi AI di bidang keuangan

Meski teknologi AI memiliki manfaaat, tapi Perry juga menjelaskan penerapan teknologi digital termasuk AI juga memiliki beberapa risiko. Risiko pertama, kata Perry, teknologi AI itu memiliki sifat distraktif mengubah proses bisnis, serta pengembangan ekonomi dan keuangan bisa sangat berubah.

Contohnya di bidang keuangan, ke depan dengan teknologi digital termasuk AI masih juga tentu saja relevan. Karena penyediaan produk dan jasa layanan keuangan tidak lagi mengenal batas-batas bentuk institusi keuangan.

“Pelayanan dari pengumpulan dan penyaluran dana di pasar modal, di berbagai bank, non-bank, asuransi dana pensiun itu betul-betul tidak lagi mengenal batas bentuk dari kelembagaan,” ujar dia pada Senin, 7 Agustus. “Sehingga mengubah lanskap tidak hanya mengenai ekonomi tapi juga perputaran uang kita.”

Kedua, dia melanjutkan, risiko yang berkaitan dengan teknologi digital termasuk AI adalah cyber trade (perdagangan dunia maya) dan cyber crime (kejahatan dunia maya). Sekarang saja, Perry berujar, serangan tersebut sudah pernah terjadi di Indonesia khususnya di industri keuangan.

“Termasuk pinjaman online ilegal, crypto, maupun berbagai hal yang tentu mempunyai risiko, tidak hanya kepada sistem keuangan secara individu, tapi juga stabilitas sistem keuangan,” tutur Perry.

Selanjutnya ketiga, risiko terhadap perilaku manusia dan pola pikirnya. Menurut Perry, transformasi digital akan menurunkan kebutuhan dari tenaga kerja, sehingga bisa beresiko terhadap pengangguran, tapi juga hubungan antar manusia yang mungkin akan hidup didunia metaverse.

“Masalah perilaku menyangkut moral dan nilai berdasarkan Pancasila dan berbagai agama kita. Apakah islam, kristen, hindu, budha sangat juga memerlukan dan menggariskan pentingnya perilaku itu,” kata Perry.

MOH. KHORY ALFARIZI

Pilihan Editor: Resmikan Indonesia Arena, Jokowi: Bisa untuk Konser, tapi Lebih Suka Dipakai Olahraga

Berita terkait

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

2 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

4 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

4 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

6 hari lalu

Microsoft Investasi Rp 35 Triliun di Malaysia, Berikut Sejarah Raksasa Teknologi AS Itu

Microsoft investasi Rp 35 triliun di Malaysia, begini sejarah raksasa teknologi AS Itu.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

13 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

16 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

17 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

18 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

19 hari lalu

Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

Beberapa video deepfake tersebar selama masa pemilu India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

19 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya