Harga Beras Diprediksi Bakal Naik karena El Nino dan Penghentian Ekspor India

Minggu, 23 Juli 2023 19:09 WIB

Aktivitas pembongkaran beras impor dari Thailand di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023. Pemerintah telah mengalokasikan kuota impor beras sebanyak 2 juta ton sepanjang 2023 kepada Perum Bulog, sebanyak 500.000 ton di antaranya direalisasikan hingga Mei 2023. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah memprediksi akan terjadi kenaikan harga beras di Tanah Air. Pasalnya, dunia kini tengah menghadapi ancaman cuaca ekstrem El Nino yang menyebabkan kekeringan hingga penurunan produksi beras.

Ditambah, India sebagai pengekspor beras terbesar di dunia telah menghentikan ekspor beras untuk menyelamatkan ketahanan pangan di negaranya. Padahal, Indonesia adalah satu pengimpor beras dari negara tersebut.

"Indonesia berada pada posisi yang tidak menguntungkan dengan situasi tersebut. Implikasinya tentu kenaikan harga," kata Said saat dihubungi Tempo pada Ahad, 23 Juli 2023.

Said menjelaskan, berkurangnya volume ekspor India pasti akan mempengaruhi stabilitas pangan global. Karena itu, Indonesia sebagai negara importir pangan terancam mengalami persoalan stabilitas dan harga.

Terlebih, tutur Said, Indonesia selama ini bergantung pada Thailand, Vietnam, dan India untuk menjamin pasokan beras di dalam negeri. India sendiri telah menutup keran ekspor beras sejak 20 Juni lalu. Vietnam pun mengatakan akan menghentikan ekspor beras sebanyak 44 persen.

Advertising
Advertising

Menurut Said, langkah antisipasi yang bisa disiapkan oleh pemerintah Indonesia adalah memastikan produksi di dalam negeri ajeg. Selain itu, ia mendorong pemerintah untuk menyiapkan alternatif negara pengimpor beras selain India dan Vietnam.

Tetapi, opsi impor seharusnya menjadi pilihan terakhir. Pemerintah diminta untuk mengoptimalisasi produksi di dalam negeri. Caranya, dengan menyediakan alat pompa dan benih tahan kering.

Said juga menyarankan pemerintah untuk segera memetakan wilayah mana yang mempunyai potensi kekeringan parah, lalu menentukan langkah intervensinya. Misalnya, memperbaiki sistem irigasi yang rusak.

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga diharapkan memberikan pendampingan untuk para petani agar beralih ke komoditas yang tahan kering. Pendampingan, ujar Said, bisa dilakukan dengan memberikan sebanyak mungkin informasi dan teknologi yang bisa mengurangi risiko gagal panen.

Untuk wilayah yang masih memiliki pasokan air yang cukup, ia meminta agar pemerintah memastikan sarana dan kondisi di lokasi tersebut memadai. Pemerintah juga dinilai perlu menyiapkan dana khusus untuk menanggung kerugian petani akibat kekeringan. Said mengatakan penanggungan kerugian petani bisa dilakukan dengan mekanisme asuransi tani.

Pilihan Editor: Alasan Luhut Sebut OTT KPK Kampungan

Berita terkait

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

4 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

5 hari lalu

Mitigasi Dampak El Nino, Mentan Lepas Brigade Alsintan Ke Merauke

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melepas satuan brigade alat dan mesin pertanian (brigade alsintan) menuju Kabupaten Merauke.

Baca Selengkapnya

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

5 hari lalu

Sebut Stok Aman Menjelang Idul Adha, Jokowi Tak Khawatir Harga Naik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi optimistis tidak ada lonjakan harga bahan pokok menjelang Idul Adha karena stok pangan aman.

Baca Selengkapnya

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

8 hari lalu

Rekor Suhu Udara Terpanas Berlanjut di April 2024, Ini Datanya

Suhu udara di permukaan Bumi sepanjang April 2024 mematahkan rekor sebelumnya yang tercipta pada 2016. Sama-sama diwarnai El Nino kuat.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

11 hari lalu

Cuaca Panas Ancam Produksi Beras

Cuaca panas belakangan ini di satu sisi dapat meningkatkan rendemen padi, tapi di sisi lain berpotensi membuat gagal tanam dan gagal panen.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

11 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

11 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

11 hari lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

13 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

13 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya