Luhut Protes ke Bank Dunia soal Indeks Kinerja Logistik RI Anjlok, Eks Ketum ALI: Negara Lain Menerima
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Minggu, 23 Juli 2023 11:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menanggapi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang protes mengenai Logistics Performance Index (LPI) Indonesia 2023 yang anjlok. LPI dirilis oleh Bank Dunia di mana Indonesia mengalami penurunan 17 peringkat ke posisi 63 dari posisi 46 (pada 2018).
Menurut Zaldy, hasil LPI oleh Bank Dunia itu sudah berjalan 10 tahun. Meski metodenya melalui survei ke pengguna jasa logistik dari seluruh dunia sesuai tujuan negara bisnisnya, data LPI sangat valid dan kredibel.
“Sangat aneh kalau hanya Indonesia yang complaint karena rangkingnya turun drastis, kok negara lain bisa menerima,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat, 21 Juli 2023.
Jika surveinya disebut hanya berdasarkan persepsi pun, dia melanjutkan, tetap cukup valid. Alasannya, karena rangking 1-20 memang mempunyai kemampuan logistik yang sangat bagus. “Tidak bisa dibantah,” ucap Zaldy.
Sementara Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan memberikan tiga catatan soal data LPI itu. Pertama, laporan Bank dunia itu merupakan wawancara terhadap responden logistik pemain internasional. Dia menilai tentu hasilnya berupa persepsi.
“Sehingga apa yang dirasakan terhadap kemudahan bertransaksi di bidang logistik di Indonesia masih kurang,” kata dia.
Catatan kedua, Gemilang melanjutkan, infrastruktur jalan yang dibangun sudah masif tetapi cost masih terlalu mahal untuk logistik. Ketiga, digitalisasi bidang logistik di Indonesia baru di sektor atau area tertentu dan belum end to end.
Namun, menurut dia, laporan Bank Dunia itu bisa menjadi acuan perbaikan bagi sektor logistik di Indonesia. Di mana laporan itu dibuat berdasarkan enam dimensi, yaitu customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing.
Selanjutnya: Pengukuran LPI Bank Dunia dilakukan....
<!--more-->
Pengukuran LPI Bank Dunia dilakukan di 139 negara. Singapura peringkat tertinggi di dunia LPI 2023 dengan skor 4,3, diikuti Finlandia (4,2), Denmark (4,1), dan Jerman (4,1). Pada 2018, peringkat pertama adalah Jerman dengan skor 4,2, sementara Singapura pada peringkat 7 dengan skor 4,0.
Di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2023 tertinggi setelah Singapura adalah Malaysia (peringkat 31), diikuti Thailand (37), Filipina (47), Vietnam (50), Indonesia (63), Kamboja (116), dan Laos (82). LPI 2023 ini tidak mencakup Brunei dan Myanmar yang pada 2018 berada di peringkat 80 dan 137.
Sementara LPI Indonesia anjlok 17 peringkat penurunan skor dari 3,15 menjadi 3. Dari enam dimensi LPI Indonesia 2018 dan 2023, yang mengalami kenaikan hanya customs (dari 2,7 menjadi 2,8) dan infrastruktur (dari 2,895 menjadi 2,9).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merespons LPI 2023 yang dirilis Bank Dunia itu. Luhut mengaku akan mengundang Bank Dunia untuk mempertanyakan di mana letak kelemahan sektor logistik Indonesia.
“Jangan bilang saja tiba-tiba turun 17 peringkat. Tell me, kita harus transparan semua, we have done this, this, this, kau cari di mana,” ujar dia di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, pada Selasa, 18 Juli 2023.
Luhut menilai, jika LPI diukur melalui jumlah pelabuhan, itu tidak adil, karena Indonesia punya ribuan pelabuhan. Kemudian soal skor enam dimensi LPI, Luhut juga mempertanyakan dan meminta agar Bank Dunia bisa menjelaskannya.
“Nanti kami periksa, kami juga tidak menutup diri terhadap kritik,” kata dia. "Yang jelas, saat ini cost logistic di Indonesia sudah ada penghematan, karena dilakukan digitalisasi."
Luhut juga mengatakan ada paradoks antara LPI Bank Dunia dengan kondisi di mana pelabuhan di Indonesia termasuk dalam 20 besar terbaik. Namun, LPI itu tetap diterima dan Luhut menegaskan bahwa pemerintah akan mengundang Bank Dunia.
“Saya mau tanya satu-satu di mana salah kami? Terus kami perbaiki. Ya, kami tidak boleh menutup diri, harus ada perbaikan. Jadi, kami juga tidak perlu kecil hati mengenai hal itu,” kata Luhut.
Pilihan Editor: Yakin Larangan Ekspor Beras dari India Tak Pengaruhi RI, Bapanas Pastikan akan Impor dari Negara Lain