Menteri Teten Bicara Koperasi untuk Hilirisasi, Pengamat: Bubarkan Koperasi Abal-abal Dulu
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Grace gandhi
Kamis, 13 Juli 2023 09:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat koperasi sekaligus Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses) Suroto berkomentar soal keinginan Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, agar koperasi terlibat dalam program hilirisasi sumber daya alam. Dia menilai Menteri Teten salah konsep dalam pengembangan kebijakan perkoperasian.
"Semestinya, yang terpenting, lakukan rehabilitasi koperasi. Bubarkan koperasi yang hanya papan nama dan koperasi abal-abal dulu," kata Suroto kepada Tempo, Rabu malam, 12 Juli 2023.
Setelah itu beres, kata Suroto, baru konsolidasi dan lakukan pengembangan. Menurutnya, sulit mengembangkan sebuah lembaga yang masih terus dirundung masalah.
Suroto lantas menganalogikan koperasi sebagai pohon jati yang sedang tumbuh di antara semak belukar tebal. "Jati itu bisa mati. Jadi, dibersihkan dululah semak belukarnya," tuturnya.
Sayangnya, dia menduga, Menteri Teten sepertinya tak bernyali untuk membubarkan rentenir dan koperasi abal-abal.
Selanjutnya: Menteri Teten memang mengatakan koperasi belum mampu....
<!--more-->
Menteri Teten memang mengatakan koperasi belum mampu menguasai perekonomian Indonesia. Sebab, bisnis koperasi belum berkembang. Selain itu, koperasi menyimpan banyak masalah.
Padahal, koperaasi diharapkan menjadi sokoguru perekonomian nasional. "Karena itu, sesuai arahan Pak Presiden, kami ingin koperasi menjadi bagian dari program hilirisasi sumber sumber daya alam dan industrialisasi," kata Teten dalam dalam acara Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-76 di Tenis Indoor Senayan, Rabu, 12 Juli 2023.
Teten mengatakan kementeriannya telah menginisiasi koperasi melalui produk sawit. Dia berujar, Indonesia memiliki potensi 50 juta ton sawit setahun dan termasuk terbesar di sunia. Namun, sektor ini masih dikuasai usaha besar. Prosuksinya pun belum maksimal. "Masih jual CPO. Paling tinggi, minyak goreng," ujarnya.
Teten ingin produksi dan kesejahteran petani diperbaiki. Terlebih, sekitar 40,47 persen lahan sawit dimiliki petani. Ke depan, Teten ingin petani tidak hanya menjual tandan buah segar (TBS), tetapi turut memproduksi minyak makan merah melalui koperasi.
"Jadi, harus konsolidasi dengan koperasi. Per 1.000 hektar, kami ingin ada pabrik minyak makan merah, sehingga petani bisa menjual produk jadi," ucap Teten.
Pilihan Editor: Harga Emas Antam Melonjak ke Rp 1.082.000 per Gram Hari Ini