OJK Sebut Peningkatan Batas Ambang Utang AS Tidak Akan Berdampak Signifikan pada Indonesia, Namun...

Selasa, 6 Juni 2023 17:13 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar (kedua kanan) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kiri) berjalan menuju garis finis saat mengikuti "Fun Walk" pada rangkaian acara HUT ke-11 OJK di Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu 26 November 2022. Perayaan hari ulang tahun ke-11 OJK tersebut mengusung tema "Kolaborasi Memajukan Negeri. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nym.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengaku telah melakukan pemantauan yang ketat soal peningkatan batas utang Amerika Serikat (AS). Dia menilai hal itu tidak akan berdampak signifikan pada sektor keuangan Indonesia.

Seperti diketahui, Presiden Joe Biden pada Sabtu, 3 Juni 2023 telah menandatangani undang-undang yang menangguhkan plafon utang pemerintah Amerika Serikat sebesar US$31,4 triliun. Undang-undang ini mencegah Washington mengalami default atau gagal bayar pertama kalinya dengan hampir menyentuh ambang batas dalam dua hari.

"Mengingat jumlah kepemilikan dari obligasi pemerintah AS oleh sektor keuangan Indonesia relatif sangat kecil dengan nilai sekitar Rp 34 triliun yang jatuh tempo dalam satu tahun Rp 27 triliun, maka diperkirakan tidak akan memberikan dampak yang berarti," ujarnya dalam Rapat Dewan Komisioner OJK Mei 2023 yang disaksikan secara virtual pada Selasa, 6 Juni 2023.

Namun, ia menuturkan keputusan pemerintah dan kongres AS itu tentu membawa kelegaan dari sistem keuangan dunia. Seperti diketahui surat utang AS dimiliki oleh negara-negara besar, seperti Jepang, Cina, Inggris sehingga sempat dikhawatirkan dapat berpengaruh pada sistem keuangan global.

Menurut Mahendra, hal yang menarik adalah keputusan pemerintah dan kongres AS itu berlaku untuk dua tahun. Artinya, peristiwa ini tidak akan terulang lagi tahun depan yakni pada Pemilihan Presiden, DPR, dan Senat Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

"Sehingga dari kaca mata itu kita tentu tidak perlu mengalami pengulangan dari eposide ini," ucapnya.

Ia menuturkan pembahasan ihwa batas plafon utang AS sudah terjadi berpuluh kali. Kemudian selalu disepakati ambang batas yang baru dan tidak pernah sampai terjadi default dari surat utang itu.

Belajar dari pengalaman ini, Mahendra mengatakan OJK akan terus mencermati perkembangan dan kepemilikan dari surat utang pemerintah AS. Juga memperhatikan bagaimana risiko dan dampaknya terhadap keuangan di Indonesia.

Pilihan Editor: Jokowi Bakal Pilih 4 Calon Dewan Komisioner OJK untuk Diserahkan ke DPR, Simak Lagi Tugas dan Wewenang OJK

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

5 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

10 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

11 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

13 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

13 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

16 jam lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

18 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

19 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

20 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

21 jam lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya