Survei FICO: Separuh Penduduk RI Menggelembungkan Pendapatan Saat Ajukan Kredit

Sabtu, 3 Juni 2023 11:29 WIB

Ilustrasi penipuan investasi. Pexels/Kuncheek

TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia perangkat lunak analitik global, FICO mengungkapkan hasil survei terbarunya yang menyebutkan hampir separuh masyarakat Indonesia rela menipu untuk mendapatkan pinjaman (kredit) atau mengajukan klaim asuransi.

"Hampir separuh penduduk Indonesia merasa tidak apa-apa untuk membesar-besarkan jumlah pendapatannya pada pengajuan pinjaman dan klaim asuransi," ujar CK Leo, pimpinan FICO untuk penipuan, keamanan, dan kejahatan keuangan di Asia Pasifik.

Survei yang dilakukan pada akhir 2022 tersebut mengeksplorasi sikap dan preferensi terhadap pemeriksaan penipuan. FICO melakukan survei terhadap 1.000 orang di 14 negara. Empat belas negara itu adalah Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Meksiko, Kolombia, Peru, Malaysia, Thailand, Filipina, Afrika Selatan, Jerman, Inggris, dan Swedia.

Leo menduga salah satu penyebab belanja rumah tangga masyarakat Indonesia membengkak karena biaya hidup yang lebih tinggi telah mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan pemalsuan informasi.

Ketika masyarakat Indonesia ditanya tentang sikap mereka dalam memberikan informasi palsu untuk keuntungan finansial, survei tersebut menyebutkan setengah dari masyarakat Indonesia mendukung perilaku tersebut. Meski memberi informasi palsu di perbankan dan hal ini merupakan penipuan.

Advertising
Advertising

Sekitar 25 persen responden mengatakan tidak apa-apa untuk melebih-lebihkan pendapatan pada aplikasi pinjaman atau hipotek. Sementara 15 persen menganggap hal itu normal. Survei mengungkapkan proporsi konsumen yang serupa akan membesar-besarkan klaim asuransi atau menambahkan item pada klaim.

“Temuan kami menggarisbawahi pentingnya strategi pencegahan penipuan yang kuat dalam menjaga kepentingan pelanggan dan memperkuat keuntungan,” kata Leo.

Dengan data yang menunjukkan hampir separuh orang Indonesia ingin melakukan penipuan karena alasan moneter, menurutnya, pemberi pinjaman harus waspada untuk memperkuat keamanan mereka.

Lebih lanjut, dia berujar sentimen ini konsisten dengan negara tetangga di Asia Tenggara, Thailand dan Filipina yaitu sebesar 50 persen. Bahkan, ia mengungkapkan hal yang sama lebih terasa di Malaysia, di mana lebih dari 60 persen responden mengatakan perilaku seperti itu normal.

Selanjutnya: Di Indonesia, bank-bank bisa jadi akhirnya ...

<!--more-->

Di Indonesia, bank-bank bisa jadi akhirnya membuat penilaian risiko yang tidak akurat sebagai akibat dari informasi yang salah. Dia menekankan hal itu berpotensi menyebabkan kerugian finansial dari klaim asuransi yang membengkak.

Pelanggan mungkin tidak menyadari bahwa memberikan informasi yang tidak benar pada aplikasi atau klaim adalah ilegal. Leo berujar meningkatnya biaya hidup dan iklim keuangan yang tidak pasti telah mendorong sebagian masyarakat Indonesia mengambil langkah drastis untuk mendapatkan kredit dan cara lain untuk memenuhi kebutuhan hidup

Namun, dia menggarisbawahi pemberian informasi yang salah merupakan penipuan. Sehingga, dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi informasi yang berlebihan atau salah, Leo menilai lembaga keuangan dapat secara proaktif melindungi diri dari kerugian yang disebabkan oleh gagal bayar pelanggan.

"Dengan demikian, mereka juga dapat mendukung pelanggan dalam menghindari hasil yang disesalkan,” ucapnya.

Menurut FICO, cara yang bisa dilakukan adalah sepenuhnya memanfaatkan data dan analitik untuk mendorong perlindungan dari penipuan. Dia mengatakan institusi keuangan seringkali memiliki bukti yang diperlukan untuk membedakan antara aplikasi penipuan dan aplikasi yang sah. Tetapi pihak tim keamanan seringkali tidak dapat memanfaatkan data ini karena tertutup.

Menurutnya, ketidakefisienan ini mengakibatkan perlindungan penipuan yang tidak memadai dan membahayakan pengalaman pelanggan. Bank meminta pelanggan memeriksa identitas yang sulit akan memakan waktu. Hal itu mengakibatkan peningkatan biaya dan duplikasi sehingga menyebabkan frustrasi bagi pelanggan.

“Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif, strategi perlindungan dari penipuan yang cacat terbukti mahal,” kata Leo.

Leo menyatakan kesuksesan tim keamanan bergantung pada keseimbangan antara perlindungan yang kuat dan pemenuhan kebutuhan asli pelanggan. Dengan pendekatan holistik terhadap data pelamar, kata dia, tim akan dapat memisahkan data penipuan dengan lebih baik. Penerapan model analitik dan pembelajaran mesin juga akan semakin memperkuat pertahanan bank sekaligus menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi.

Pilihan Editor: Bank Indonesia: Penyaluran Kredit Baru Perbankan April 2023 Tumbuh Terbatas

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

1 hari lalu

Survei Pilwalkot Bogor 2024: Elektabilitas Sekpri Iriana Jokowi Buntuti Petahana Dedie A Rachim

Ada sejumlah tokoh yang didagang mau dalam Pilwalkot Bogor 2024, termasuk Sekpri Iriana Jokowi dan eks Wakil Wali Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

1 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

2 hari lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

2 hari lalu

Alasan Golkar Terapkan Survei Tiga Lapis untuk Usung Calon di Pilkada 2024

Partai Golkar menerapkan aturan ketat bagi para kandidat yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dalam kontestasi Pilkada 2024

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

2 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

3 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya