Apa Itu Panic Buying dan Faktor Penyebabnya?

Reporter

Malini

Editor

Bram Setiawan

Rabu, 24 Mei 2023 19:14 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Di Malaysia, belakangan heboh masyarakat berdatangan ke supermarket terdekat untuk memborong air mineral. Seketika etalase kosong akibat panic buying atau panik berbelanja. Gelombang panas di Malaysia diperkirakan masih akan berlangsung sampai Juni mendatang.

Mengutip Free Malaysia Today, sejak Maret 2023, para ahli telah mengingatkan untuk bersiap menghadapi cuaca kering yang sangat panjang. Perusahaan air disarankan segera melakukan mitigasi dan konsumen pun diimbau agar menghemat air.

Apa itu panic buying?

Advertising
Advertising

Panic buying atau panik berbelanja menyebabkan kehabisan stok dan gangguan pasokan. Kondisi itu tersebab perubahan perilaku setelah peristiwa besar seperti bencana alam atau wabah penyakit. Mengutip publikasi Factors Affecting Panic Buying during COVID-19 Outbreak and Strategies: A Scoping Review, salah satu perubahan perilaku panic buying ketika konsumen membeli produk dalam jumlah yang luar biasa besar untuk mengantisipasi bencana dan perubahan harga.

Ada banyak alasan orang ketika terpaksa melakukan panic buying, salah satunya dorongan emosi negatif. Pemicu perilaku panic buying karena adanya ketakpastian, ketakutan, kecemasan, kurangnya kepercayaan, persepsi krisis, perilaku sosial dan persesuaian, sarana untuk mengatasi.

Merujuk publikasi Factors Affecting Panic Buying Which Lead to Impulse Buying Among Consumers in Malaysia During Second Phase of MCO in 2021, ada beberapa faktor penyebab terjadinya panic buying:

1. Kecemasan

Orang-orang bereaksi untuk melindungi diri akibat ketakutan dan kekhawatiran, karena tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan. Akhirnya muncul dorongan pembelian dalam jumlah besar untuk persediaan.

2. Media sosial

Keterlibatan dengan media sosial telah memperburuk karena perjalanan berita di media sosial begitu cepat. Itu mempengaruhi orang untuk mengikuti media sosial. Sebagai akibat dari panic buying, hal itu menyebabkan perilaku pembelian impulsif karena tidak direncanakan, spontan, langsung. Itu akibat dari perilaku yang tiba-tiba dengan pertimbangan yang tidak memadai.

3. Rasa ketakpastian

Mereka yang tak siap menghadapi ketakpastian yang akan terjadi pada masa depan akhirnya membeli atau memborong sesuatu tanpa sadar.

Misalnya, panic buying orang-orang saat menghadapi awal pandemi Covid-19. Banyak barang sekaligus yang sedang dibutuhkan orang banyak dibeli. Sangat penting untuk mengetahui sumber dorongan perilaku panic buying. Hal itu juga untuk memastikan, tidak akan ada gangguan pasokan kebutuhan dan perilaku penimbunan.

Pilihan Editor: Penyebab Panic Buying Air Mineral di Malaysia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

12 jam lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

16 jam lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

21 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

23 jam lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

1 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

2 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya