Perry Warjiyo Kembali Jabat Gubernur BI, Ekonom Beberkan 5 Tantangannya

Rabu, 24 Mei 2023 11:32 WIB

Tangkapan virtual Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat disumpah jabatan untuk periode 2023-2028, Jakarta, Rabu (24/5/2023). ANTARA/M. Baqir Idrus Alatas

TEMPO.CO, Jakarta - Perry Warjiyo resmi dikukuhkan kembali menjadi Gubernur Bank Indonesia atau Gubernur BI perode 2023-2028 setelah membacakan sumpah jabatan pagi tadi. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira meresponsnya dengan membeberkan lima tantangan yang akan dihadapi Perry.

Pertama, kata dia, menjaga stabilitas rupiah tidak hanya dengan mengutak-atik suku bunga acuan tapi lebih bekerja keras lagi mendorong penggunaan mata uang lokal, dan meningkatkan arus masuk Devisa Hasil Ekspor (DHE).

“Serta memberi stimulus moneter ke sektor industri berorientasi ekspor salah satunya lewat keringanan DP (down payment) dan bunga khusus,” ujar Bhima melalui pesan WhatsApp pada Rabu, 24 Mei 2023.

Kedua, mendorong pinjaman di sektor rendah emisi dan energi terbarukan melalui aturan Loan To Value atau LTV hijau. Contohnya, kata Bhima, pembiayaan instalasi panel surya, agar uang muka kreditnya bisa di bawah 5 persen dan plafonnya dinaikkan.

Kemudian ketiga, kata Bhima, tantangan mengendalikan inflasi khususnya dari sisi inflasi pangan dengan koordinasi efektif Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Serta akses uang beredar akibat kebijakan burden sharing saat pandemi Covid-19.

Advertising
Advertising

“Keempat, tidak mudah menggelontorkan burden sharing atas permintaan pemerintah karena bisa sebabkan hiperinflasi dan moral hazard,” ucap Bhima. Kelima, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di internal BI terutama dalam menyambut central bank digital currency (CBDC) dan inovasi keuangan digital lainnya.

Perry pada pagi hari ini resmi kembali enjabat Gubernur BI berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 38/P/2023 yang dibacakan oleh Kepala Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola BI Dicky Kartikoyono. Pengukuhan itu dipimpin langsung oleh Ketua Mahkamah Agung H. M. Syarifuddin.

“Presiden Republik Indonesia menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan Keputusan Presiden tentang pemberhentian dan pengangkatan Gubernur Bank Indonesia,” kata Dicky.

Kesatu, dia melanjutkan, memberhentikan dengan hormat saudara Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah atau janji Gubernur Bank Indonesia yang baru. Disertai ucapan terima kasih atas pengabdian dan jasa-jasanya selama memangku jabatan tersebut.

Kedua, kata Dicky, mengangkat saudara Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia terhitung mulai tanggal sumpah atau janji. “Ketiga dan seterusnya, keempat dan seterusnya, salinan dan seterusnya, petikan dan seterusnya. Ditetapkan Jakarta pada tanggal 5 Mei 2023 Presiden Republik Indonesia pertanda Joko Widodo,” ucap dia.

Pilihan Editor: Rekam Jejak Perry Warjiyo yang Hari Ini Akan Kembali Dilantik jadi Gubernur BI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

7 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

8 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

10 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

13 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

14 jam lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

19 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya