Sri Mulyani Sebut Kenaikan Suku Bunga di Berbagai Negara Sudah di Titik Puncak, Apa Artinya?

Selasa, 23 Mei 2023 11:06 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kenaikan suku bunga di berbagai negara sudah mencapai puncaknya.

Sri Mulyani menyampaikan, tingkat suku bunga acuan atau policy rate di berbagai negara, seperti Amerika, Eropa, Jepang, Brasil hingga Meksiko jauh lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi yang sudah mulai mengalami penurunan.

"Ini berarti respons kebijakan moneter diharapkan sudah mulai mengalami pelandaian atau kenaikan suku bunga tidak akan meningkat seterusnya, namun posisinya tetap tinggi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual APBN KITA pada Senin, 22 Mei 2023.

Berdasarkan data yang dipresentasikan, ada beberapa negara yang memiliki suku bunga acuan lebih tinggi daripada inflasi. Di Brasil, misalnya,suku bunga acuan mencapai 13,75 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), dengan inflasi berada di angka 4,2 persen yoy.

Di India, suku bunga acuan mencapai 6,50 persen yoy, sedangkan inflasi adalah 4,7 persen yoy. Sementara di Meksiko, suku bunga acuan mencapai 11,25 persen yoy, sedangkan inflasi 6,3 persen yoy.

Advertising
Advertising

Afrika Selatan memiliki suku bunga acuan 7,75 persen, sementara inflasi 7,1 persen. Adapun di Cina suku bunga acuan adalah 3,65 persen yoy, sedangkan inflasi 0,7 persen yoy. Indonesia memiliki suku bunga acuan 5,75 persen yoy, sementara inflasi 4,3 persen yoy.

"Dengan kenaikan suku bunga yang cukup ekstrem di berbagai negara, kita bisa melihat dampaknya terhadap perekonomian, yaitu pelemahan ekonomi," tutur Sri Mulyani.

Hal tersebut, menurut Sri Mulyani, terlihat dari PMI atau Purchasing Managers Index manufaktur secara global selama delapan bulan berturut-turut mengalami kontraksi.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Beberkan Alasan Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 243,9 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

11 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya