Imbauan Sri Mulyani: Hati-hati Gunakan Anggaran, Inflasi di Negara Maju Sangat Tinggi

Rabu, 17 Mei 2023 14:58 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengimbau kepada seluruh kementerian lembaga soal belanja atau penggunaan anggaran negara. Oleh karena, kata dia, situasi saat ini negara-negara maju sedangan mengalami inflasi yang sangat tinggi yang berdampak pada suu bunga yang naiknya bisa mencapai 500 basis poin atau 5 persen.

“Ini suatu biaya dari anggaran yang sangat tinggi. Oleh karena itu kita harus menggunakan anggaran semakin hati-hati,” ujar dia dalam acara Rakornas Pelaksanaan Anggaran 2023 yang digelar hybrid pada Rabu, 17 Mei 2023.

Selain itu, Sri Mulyani menjelaskan masyarakat juga semakin kritis terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN. Sehingga pemerintah harus mampu menjelaskan bagaimana dampak pajak terhadap perekonomian.

Langkah-langkah untuk perbaikan termasuk dalam Kemenkeu masih banyak yang harus dilakukan. Oleh karena itu, Sri Mulyani mengajak, seluruh pengguna anggaran kementerian lembaga untuk bersama-sama terus memperbaiki pengelolaan keuangan negara.

“Karena pengelolaan keuangan negara adalah tanggung jawab bersama bagi kita semua,” ucap dia.

Advertising
Advertising

Bendahara negara tersebut menyatakan, Kemenkeu siap bekerja sama dengan seluruh kementerian lembaga, dan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan amanat rakyat melalui pengelolaan belanja negara yang baik. Menurut dia, seharusnya tiap kementerian belajar di sisa tahun 2023 untuk mengoptimalkan pelaksanaan agar APBN 2023 betul-betul bisa melindungi rakyat.

“Dari berbagai guncangan guncangan yang terjadi, membangun ekonomi, dan memperkuat ekonomi agar mampu menciptakan kesempatan kerja," tutur Sri Mulyani. "Mengurangi kemiskinan, meningkatkan pemerataan kemakmuran, dan terus memperbaiki Indonesia baik dari birokrasinya, pertahanan, keamanan, maupun dari sisi hukumnya."

Sri Mulyani juga berharap di mana pun, kementerian, lembaga, maupun di daerah pasti memiliki peran luar biasa bagi perbaikan ekonomi negara dan rakyat Indonesia. “Mari kita bersama terus mengawal pelaksanaan APBN 2023 dan kita berharap untuk 2024 yang sedang kita rancang bersama untuk juga bersama menjawab kebutuhan Indonesia untuk maju makmur dan adil,” katanya.

Pilihan Editor: Sri Mulyani: Pengelolaan Belanja Negara Harus Dukung Prioritas Presiden, Tak Sekadar Retorika

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

4 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

22 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya