Kondisi Fiskal AS di Tengah Potensi Gagal Bayar Utang, Indef: Defisit Anggarannya Cukup Tinggi

Senin, 8 Mei 2023 14:53 WIB

Ilustrasi Hutang. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance atau Indef Abdul Manap Pulungan membeberkan kondisi fiskal Amerika Serikat atau AS di tengah potensi gagal bayar utang. Dari sisi pendapatan dan belanja, defisitnya cukup tinggi mencapai US$ 1,37 triliun pada 2022.

“Kalau misalnya dalam rupiah itu sudah luar biasa tingginya,” ujar dia dalam konferensi pers virtual bertajuk Ekonomi Indonesia di Tengah Pusaran Risiko Gagal Bayar Utang Amerika pada Senin, 8 Mei 2023.

Peningkatan defisit itu, Abdul menjelaskan, terjadi sejak 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda. Di mana defisitnya saat itu mencapai US$ 3,57 triliun. “Dalam grafik terlihat bahwa memang lonjakan belanja tidak bisa dihindarkan dan berjalannya waktu defisit semakin meningkat,” kata dia.

Sementara kondisi di tahun 2019, dia melanjutkan, defisit anggaran juga sempat meningkat karena terjadi perang dagang antara Amerika dan Cina. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi bagaimana akumulasi pendapatan dari Amerika.

Menurut Abdul, dari sisi pertumbuhan pendapatan dan belanja, pertumbuhan rata-rata pendapatan di Amerika atau pendapatan fiskalnya hanya 2,9 persen per tahun sepanjang 2016-2022. Sedangkan dari sisi belanjanya naik mencapai 5,78 persen.

Advertising
Advertising

“Dari data ini terlihat memang kemampuan belaja negara untuk mengejar pertumbuhan pendapatan negara sangat jauh. Hampir pendapatan negara itu rata-rata di bawah belanja negara sekitar hampir satu kalinya,” ucap Abdul.

Dia juga menuturkan bahwa pendapatan Negeri Paman Sam itu bergerak di sekitar 20 persen terhadap produk domestik bruto atau PDB. Sedangkan belanja negara sempat mencapai hampir 30 persen di 2022, serta defisit di 2022 itu mencapai 5,48 persen, sementara di 2020 itu defisitnya hampir 15 persen karena dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk pemulihan pandemi Covid-19.

“Angka 2021 mencapai 12 persen inilah yang menambah akumulasi utang Amerika. Situasi yang sama sebetulnya terjadi di Indonesia saat itu, terjadi lonjakan utang karena kebutuhan belanja yang semakin meningkat di tengah pendapatan yang semakin menurun,” tutur Abdul.

Pilihan Editor: Potensi Gagal Bayar Utang AS, Ekonom: Sinyal Bahaya bagi Pasar Keuangan Global

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

1 hari lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

1 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

2 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

3 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

5 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

5 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

5 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

5 Cara Melunasi Utang Pinjol yang Menumpuk agar Hidup Tenang

5 hari lalu

5 Cara Melunasi Utang Pinjol yang Menumpuk agar Hidup Tenang

Berikut ini beberapa cara melunasi utang pinjol yang telanjur menumpuk tanpa gali lubang tutup lubang. Lakukan secara konsisten agar utang lunas.

Baca Selengkapnya