Rencana Impor KRL Bekas Ditolak, Begini Kata Luhut dan Dirjen Perkeretaapian Kemenhub

Selasa, 11 April 2023 10:11 WIB

Penumpang saat menaiki KRL Commuter Line di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten, Senin, 2 Januari 2023. KAI Commuter masih terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan regulator soal rencana penyesuaian tarif KRL Jabodetabek, sebelumnya muncul pernyataan terkait rencana penyesuaian tarif sesuai dengan golongan kaya dan miskin. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menolak rencana impor KRL bekas dari Jepang, pemerintah menyiapkan opsi lainnya untuk menggantikan 16 rangkaian KRL Jabodetabek yang harus dipensiunkan dalam dua tahun kedepan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan pemerintah akan tetap mengacu pada hasil audit BPKP. Namun, pihaknya akan melakukan rapat kembali bersama kementerian dan lembaga terkait untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

"Kami baru lihat audit itu saja, kalau ada pertimbangan lain dari audit BPKP akan kami lihat lagi nanti. Kami akan rapat lagi," tutur Luhut saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat pada Senin, 10 April 2023.

Sementara itu, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal mengatakan impor maupun retrofit sama-sama ditujukan untuk meningkatkan pelayanan penumpang KRL Jabodetabek. Karena itu, ia menilai pihaknya akan mendukung apapun opsi yang dipilih, sepanjang tidak melanggar aturan.

"Apapun bentuknya kami akan dukung, mau impor, retrofit ataupun beli baru kita akan dukung. Karena inovasi apapun kita akan dukung sepanjang tidak melanggar aturan main," ujarnya saat ditemui di kantor Kemenhub, Jakarta Pusat pada Senin, 10 April 2023.

Advertising
Advertising

Ia menjelaskan jika ternyata anggaran impor kereta lebih besar dan persyaratannya tak bisa dipenuhi, Kemenhub pun akan menolak langkah impor KRL ini. Artinya, kata dia, Kemenhub mendukung hasil audit yang dilakukan oleh BPKP.

Ihwal pilihan retrofit, ia menjelaskan masalah KRL ini disebabkan kereta api yang akan dipensiunkan itu sudah tidak ada onderdilnya. Sehingga, pemerintah harus mengganti kereta tersebut dan PT INKA harus siap untuk memproduksi dan memperbaiki sistem yang ada. Namun menurut Risal, selama kereta api yang ada masih bisa beroperasi dan masih dapat dirawat operasionalnya, maka akan tetap dicoba untuk digunakan.

Masalahnya, kata dia, memang di jam sibuk okupansi KRL Jabodetabek sudah melebihi kapasitas. Dengan demikian, DJKA perlu mengoptimalkan aset dan layanan yang ada. Ia menuturkan bisa saja pihaknya membuat delapan rangkaian tetapi dengan frekuensi yang banyak. Opsi lainnya, disediakan 12 rangkaian KRL tetapi frekuensinya berkurang.

"Pokoknya dinamis deh. Kami dinamis banget lah, yang penting jangan sampai layanan masyarakat berhenti," kata dia.

Pilihan Editor: Soal Impor KRL Bekas, Pemerintah Diajak Naik KRL untuk Memahami Keresahan Penumpang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Luhut Tawarkan Elon Musk Luncurkan Roket Starship ke Mars dari Biak

3 jam lalu

Luhut Tawarkan Elon Musk Luncurkan Roket Starship ke Mars dari Biak

Luhut pun sempat bertanya soal keseriusan Elon Musk meluncurkan roket ke Mars dan menawarkan peluncuran roket Starship dapat dilakukan di Biak, Papua

Baca Selengkapnya

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

15 jam lalu

Serial Shogun akan Berlanjut, 2 Musim Tambahan

Serial populer Jepang Shogun akan berlanjut dua musim tambahan

Baca Selengkapnya

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

16 jam lalu

Luhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun

Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

1 hari lalu

Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan untuk IKN Tidak Terburu-buru dan Melanggar HAM: Semua Diganti

Pemerintah akan menggusur warga di area 2.086 hektare lahan untuk proyek IKN. Ganti rugi dan tempat relokasi disiapkan.

Baca Selengkapnya

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

1 hari lalu

Luhut Puas Tactical Floor Game Pengamanan Tamu VVIP WWF ke-10 Bali

Luhut berharap pelaksanaan WWF dengan jumlah peserta yang tercatat lebih 30.000 dari 148 negara itu dapat berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

2 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

2 hari lalu

Blak-blakan Masalah Budidaya Udang, Luhut Minta Kasus Karimunjawa Tak Terulang

Luhut mengatakan permasalahan industri budidaya udang di Indonesia disebabkan banyaknya aturan yang tumpang tindih dan tidak terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Buntut Penganiayaan di STIP, Menhub Minta Sekolah SDM Perhubungan Ubah Hal Ini

2 hari lalu

Buntut Penganiayaan di STIP, Menhub Minta Sekolah SDM Perhubungan Ubah Hal Ini

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pembaruan di sekolah yang berada di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP).

Baca Selengkapnya

Kemenhub Bebastugaskan Kepala Bandara Wilayah X Merauke yang Tersandung Dugaan KDRT

2 hari lalu

Kemenhub Bebastugaskan Kepala Bandara Wilayah X Merauke yang Tersandung Dugaan KDRT

Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membebastugaskan sementara Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah X Merauke

Baca Selengkapnya

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

3 hari lalu

Setelah Sebut Orang Toxic, Luhut Kini Sarankan Prabowo Pilih Menteri dengan Rekam Jejak Bagus

Setelah minta Prabowo tidak membawa orang 'toxic' atau bermasalah ke dalam kabinetnya, Luhut menyinggung soal track record calon anggota kabinet.

Baca Selengkapnya