Menjelang Arus Mudik, Budi Karya Cek Kesiapan Transportasi di Jawa Timur
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Sabtu, 8 April 2023 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melakukan pengecekan kesiapan sarana dan prasarana transportasi di Jawa Timur menjelang berlangsungnya arus mudik Lebaran 2023. Dia ingin memastikan infrastruktur dan pelayanan di semua moda transportasi siap menghadapi lonjakan pergerakan masyarakat di arus mudik dan balik Lebaran 2023.
Menurut Budi Karya, potensi lonjakan pergerakan masyarakat yang akan mudik di Jawa Timur ini sangat tinggi. Karena itu, Kemenhub terus berkoordinasi intensif dengan operator transportasi.
“Untuk memastikan persiapan dilakukan dengan baik, agar pelaksanaan arus mudik dan balik berjalan dengan aman dan memberikan kesan yang baik di masyarakat,” ujar Budi Karya lewat keterangan tertulis pada Jumat, 7 April 2023.
Dalam tinjauannya, Budi Karya memberikan pengarahan kepada unit pelaksana teknis (UPT) Kemenhub yang ada di Provinsi Jawa Timur. Di antaranya Otoritas Bandara III Surabaya, Syahbandar Utama, Otoritas Pelabuhan Tanjung Perak, dan Distrik Navigasi Tanjung Perak, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Jawa Timur, Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya, Politkenik Penerbangan dan Pelayaran Surabaya.
Dari total prediksi 123,8 juta orang yang melakukan pergerakan di masa mudik Lebaran 2023, 62,5 persen atau 77,3 juta berasal dari Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur adalah daerah tertinggi yang menjadi daerah asal mudik, yaitu sebesar 21,2 juta orang (17,1 persen) dan menjadi daerah tujuan mudik kedua tertinggi setelah Jawa Tengah, yaitu sebesar 24,6 juta (19,87 persen).
Budi Karya juga melakukan pengecekan kesiapan Bandara Juanda menghadapi lonjakan penumpang dan pergerakan pesawat di arus mudik dan balik Lebaran. Dia menuturkan penanganan lonjakan arus mudik dan balik di moda transportasi udara relatif lebih terkendali dibandingkan dengan moda transportasi darat.
Selanjutnya: “Karena masyarakat yang datang ke bandara sudah...."
<!--more-->
“Karena masyarakat yang datang ke bandara sudah memiliki tiket sehingga sudah dapat diketahui dari awal pergerakan penumpang dan pesawat per harinya. Tetapi tetap harus dipersiapkan dengan serius,” tutur Menhub.
Sejumlah langkah antisipasi lainnya juga telah disiapkan menghadapi lonjakan penumpang dan peningkatan pergerakan pesawat. Di antaranya melakukan inspeksi keselamatan atau ramp check pesawat udara mulai 11 April-2 Mei 2023, mengoptimalkan pengoperasian pesawat, dan menambah jam operasional bandara.
Selain itu, melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga akan melakukan pengawasan dengan ketat terhadap penerapan tarif tiket pesawat. Tujuannya agar tidak melewati Tarif Batas Atas (TBA) yang telah ditetapkan dan akan memberikan sanksi bagi maskapai yang melakukan pelanggaran.
Kemenhub juga meminta operator bandara dan maskapai secara proaktif memberikan informasi yang jelas kepada calon penumpang pesawat serta masyarakat umum tentang besaran tarif tiket pesawat. Selanjutnya, untuk mendorong masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih awal agar tidak menimbulkan kepadatan di hari puncak menjelang lebaran.
“Kemenhub mengimbau kepada operator transportasi, termasuk penerbangan untuk memberikan tarif promo di tanggal-tanggal awal mudik. Adapun puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 19-21 April 2023,” ucap Budi Karya.
Berdasarkan prediksi Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, sebanyak 6,19 juta orang atau 5 persen dari total pergerakan masyarakat akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat pada arus mudik dan balik. Untuk mengantisipasi lonjakan itu telah disiapkan sebanyak 412 pesawat pada 51 bandara domestik dan 16 bandara internasional.
Pilihan Editor: Kronologi Bupati Meranti Terjaring OTT KPK, yang Sempat Viral Sebut Kemenkeu Berisi Iblis
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini