Menteri ESDM: Butuh USD 29,4 Triliun Program Transisi Energi di ASEAN
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Agung Sedayu
Jumat, 31 Maret 2023 12:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut negara ASEAN membutuhkan dana senilai US$ 29,4 triliun untuk melaksanakan transisi energi, dengan capaian 100 persen energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, perlu dukungan pendanaan dari negara maju dan institusi finansial global—seperti Just Energy Transition Partnership dan Asia Zero Emission Community.
"Mineral kritis juga diperlukan untuk mendukung transisi energi," kata Arifin dalam acara Opening Ceremony of 2023 Asean Energy Chairmanship yang disiarkan virtual, Jumat, 31 Maret 2023.
Terlebih sejumlah negara ASEAN, seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Myanmar, memiliki potensi mineral, seperti nikel, timah, tembaga. Menurut Arifin, hal itu membutuhkan pengembangan bersama untuk industri hilir di kawasan ASEAN.
Adapun ihwal transisi energi ini, Arifin melanjutkan, negara-negara ASEAN menargetkan capaian porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi sebanyak 23 persen. Sedangkan porsi energi baru terbarukan pada kapasitas pembangkit sebesar 35 persen. Hal ini sebagaimana rencana energi negara ASEAN dalam jangka pendek pada 2025 mendatang.
Kemudian untuk jangka menengah, sebagaimana nationally determined contribution (NDC) pada 2030, ditargetkan sesuai dengan target penurunan emisi gas rumah kaca masing-masing negara. Sedangkan target jangka panjangnya adalah mencapai net zero emission pada 2050 mendatang.
Arifin pun mendorong negara-negara ASEAN mendeklarasikan target net zero emission mereka pada momen ASEAN Minister On Energy Meeting ke-41 yang digelar pada Agustus mendatang.
Baca juga: Kasus Korupsi BTS Bakti, Johnny Plate Diduga Minta Setoran Rp 500 Juta per Bulan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.