Gubernur BI Ingin ASEAN Promosikan Mata Uang Digital Bank Sentral

Selasa, 28 Maret 2023 16:11 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) di Bali, Senin, 11 Juli 2022. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Nusa Dua - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mendorong negara-negara ASEAN mempromosikan mata uang digital bank sentral. Langkah ini dilakukan seiring dengan perkembangan mata uang kripto yang semakin pesat.

"Pada akhirnya aset digital swasta perlu mengacu kepada satuan hitung mata uang digital yang berdaulat," ujar Perry dalam seminar tingkat tinggi di Nusa Dua, Bali, Selasa, 28 Maret 2023.

Saat ini, Bank Indonesia tengah mengembangkan rupiah digital. Dalam prosesnya, BI telah menerbitkan Consultative Paper Tahap I berjudul “Proyek Garuda: Wholesale Rupiah Digital Cash Ledger” pada 31 Januari 2023 sebagai tindak lanjut dari penerbitan White Paper Proyek Garuda pada 30 November 2022.

Consultative Paper bertujuan untuk mendapatkan masukan dan tanggapan dari para pemangku kepentingan mengenai desain, dampak, dan manfaat Rupiah Digital yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan masa depan.

Consultative Paper itu pun menjelaskan tentang desain pengembangan Rupiah Digital tahap immediate state, yaitu wholesale Rupiah Digital cash ledger meliputi pengenalan teknologi dan fungsi dasar seperti penerbitan, pemusnahan dan transfer dana. Dokumen tersebut juga akan membahas dampak dari penerbitan Rupiah Digital pada sistem pembayaran, stabilitas keuangan dan moneter.

Advertising
Advertising

Setelah terbitnya dokumen tersebut, Perry mengatakan institusinya akan mulai mengembangkan rancangan proyek rupiah digital di bawah Proyek Garuda. Sehingga, di masa depan, mata uang digital akan menjadi satu-satunya mata uang digital yang berdaulat yang dapat dijadikan acuan satuan hitung oleh aset digital swasta.

Mata uang digital dan kripto menjadi salah satu topik pembahasan dalam pertemuan pertama Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN di Bali pada 28-31 Maret 2023. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan mata uang digital menjadi sorotan lantaran memiliki risiko pada perekonomian, tak terkecuali pada mata uang digital yang diterbitkan bank sentral.

"Kami akan bicara masalah risiko dan implikasi (dari aset kripto), terutama dampak kepada ekonomi makro dan kepada keuangan. Kami bersama meyakini ada risiko," tutur Dody. Salah satu risikonya adalah mengenai imbasnya kepada aliran modal. "Volatilitas lebih cepat, gejolak lebih besar."

Dengan volatilitas yang tinggi, kata Dody, penggunaan mata uang digital untuk perdagangan bisa berdampak kepada kenaikan laju inflasi apabila tidak bisa dikendalikan. Katena itu, transaksi aset kripto dan penerbitan mata uang digital bank sentral harus dilihat secara menyeluruh terhadap perekonomian.

Pilihan Editor: Rupiah Digital BI Tak Tambah Jumlah Uang Beredar di Indonesia

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

16 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

18 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

3 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya