Inflasi Inggris Naik Tak Terduga, Bank of England Bakal Naikkan Suku Bunga?

Kamis, 23 Maret 2023 11:08 WIB

Bank of England. AP/Matt Dunham

TEMPO.CO, Jakarta - Inflasi Inggris naik tidak terduga menjadi 10,4 persen pada Februari. Ini kemungkinan akan mendorong bank sentral setempat, Bank of England atau BoE, untuk menaikkan suku bunga pada hari ini, Kamis, 23 Maret 2023.

Naiknya inflasi Inggris didorong harga makanan dan minuman yang lebih tinggi di pub dan restoran. Ekonom yang ditanyai Reuters memperkirakan, tingkat inflasi harga konsumen tahunan akan turun menjadi 9,9 persen di Februari dari 10,1 persen pada bulan sebelumnya, dan menjauh dari level tertinggi 41 tahun di bulan Oktober sebesar 11,1 persen.

Angka-angka, termasuk peningkatan langkah-langkah inflasi mendasar yang dipantau ketat oleh BoE, cenderung meningkatkan kekhawatiran para pembuat kebijakan BoE. Mereka khawatir inflasi akan lambat turun, bahkan setelah 10 kali kenaikan suku bunga berturut-turut.

Investor pun terpecah terkait bank sentral akan menghentikan langkah itu atau tidak, setelah pergolakan baru-baru ini di sektor perbankan global. Tapi, pasar keuangan pada Rabu, 22 Maret 2023 sepenuhnya memperkirakan kenaikan seperempat poin menjadi 4,25 persen.

"Sementara keputusan pada waktu-waktu selama seminggu terakhir tampaknya berada di ambang pisau, hasil inflasi ini tampaknya mendukung kenaikan 25 basis poin," kata ekonom senior di HSBC, Liz Martins.

Advertising
Advertising

Poundsterling diketahui naik terhadap dolar AS dan euro setelah data dipublikasikan, dan imbal hasil obligasi pemerintah Inggris bertenor dua tahun, yang peka terhadap spekulasi tentang suku bunga ikut melonjak.

Kenaikan inflasi kontras dengan penurunan tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) AS menjadi 6,0 perseb dalam 12 bulan hingga Februari. Inflasi zona euro juga mereda bulan lalu menjadi 8,5 persen, tetapi pertumbuhan harga dasar terus meningkat.

ONS mengatakan bahwa promosi minuman akhir Januari di pub dan restoran adalah faktor terbesar di balik kenaikan bulan lalu, tetapi kekurangan item salad juga berperan.

Selanjutnya: Inflasi keseluruhan untuk makanan dan minuman....

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

1 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

20 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

1 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

2 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya