Analis Prediksi Harga Minyak Dunia Menguat, Ini Penyebabnya

Rabu, 22 Maret 2023 08:30 WIB

Ilustrasi Kilang Minyak. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga minyak dunia menguat di rentang US$65,29 hingga US$70,48 per barel dalam perdagangan Rabu, 22 Maret 2023. Sebelumnya dalam perdagangan Selasa malam, 21 Maret 2023, harga minyak dunia berada di level US$68,20 per barel.

Harga minyak naik lebih tinggi pada Selasa, didorong oleh prospek jangka pendek yang membaik untuk sektor perbankan. Sehingga mengurangi kekhawatiran tentang aktivitas ekonomi di masa depan dan permintaan minyak mentah,” kata Ibrahim melalui keterangan tertulisnya, Selasa malam.

Ibrahim berujar, sentimen di seluruh sektor perbankan AS telah membaik menyusul pengambilalihan Credit Suisse oleh saingannya dari Swiss, UBS. Selain itu, didorong keputusan The Fed bersama dengan bank sentral utama lainnya, untuk meningkatkan likuiditas pasar.

Benchmark minyak mentah telah jatuh ke posisi terendah 15 bulan pada awal minggu di tengah kekhawatiran gejolak akan mengakibatkan bank membatasi pinjaman mereka karena mereka menyimpan uang tunai, menghambat aktivitas ekonomi dan permintaan energi di konsumen terbesar dunia,” ujar Ibrahim.

Selain itu, Ibrahim melanjutkan, indeks dolar yang jatuh ke level terendah lima minggu pada Senin lalu juga turut mendukung pasar minyak mentah. Sebab, indeks dolar yang lebih lemah membuat komoditas dalam mata uang dolar, seperti minyak mentah, lebih murah untuk pembeli asing.

Advertising
Advertising

“Pasar juga didukung oleh komentar dari CEO Trafigura, salah satu pedagang terbesar di dunia, yang mengatakan bahwa tidak banyak kerugian dari sini, mengingat masalah yang belum terselesaikan di sisi pasokan pasar,” tutur Ibrahim.

Lebih lanjut, Ibrahim mengatakan Rusia kini telah melampaui Arab Saudi sebagai pemasok minyak terbesar China dengan penyulingan mengambil keuntungan dari barel murah untuk memenuhi permintaan yang meningkat setelah berakhirnya Covid zero. Hal ini juga menunjukkan bahwa Rusia telah gagal menindaklanjuti dengan tujuan yang dinyatakannya untuk mengurangi produksi globalnya sebesar 500.000 barel per hari pada Maret—sebagai tanggapan atas sanksi Barat terhadap minyak mentahnya.

Pilihan Editor: Pecah Rekor, Rusia Jadi Eksportir Minyak Terbesar ke India

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

2 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diyakini Menguat, Pasar Respons Kemenangan Prabowo-Gibran

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini masih akan menguat pada rentang Rp 16.110 - Rp 16.180. Pasar merespons kemenangan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

5 hari lalu

Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat, Dipengaruhi Putusan MK

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini diprediksi bakal menguat. Masih dipengaruhi oleh sentimen putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya