Silicon Valley Bank Bangkrut, Raksasa Perbankan Credit Suisse Babak Belur
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 16 Maret 2023 09:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kebangkrutan dua bank regional di Amerika Serikat yaitu Silicon Valley Bank dan Signature Bank ternyata turut menyeret Credit Suisse. Raksasa perbankan ini kehilangan hampir seperempat nilainya pada Rabu, 15 Maret 2023.
Runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) California dan diikuti oleh Signature Bank dari New York langsung memukul parah saham keuangan Eropa. Adapun dampak dramatis terhadap Credit Suisse dalam perdagangan kemarin sebagian besar tidak terduga.
Adapun data tahun 2022 dari Insider Intelligence memperlihatkan Credit Suisse sebagai bank terbesar kedua di Swiss dan terbesar ke-17 di Eropa. Credit Suisse tercatat mengendalikan aset sekitar 730 miliar euro atau sekitar US$ 772 miliar.
Dalam perdagangan Rabu kemarin, harga saham Credit Suisse anjlok 24 persen dan mengakhiri di 1,7 franc Swiss. Adapun di awal sesi perdagangan, saham sebelumnya turun lebih dari 30 persen.
Jebloknya saham Credit Suisse tersebut adalah sesi penurunan kesepuluh berturut-turut untuk saham perusahaan. Mereka telah kehilangan hampir 40 persen nilainya sejak 3 Maret 2023, ketika sahamnya diperdagangkan pada 2,78 franc Swiss.
Perkembangan terbaru dari jatuhnya bank regional AS itu juga turut meningkatkan volatilitas franc Swiss dibandingkan dengan euro, dolar AS, dan mata uang utama lainnya.
Selanjutnya: Bursa saham di seluruh Eropa pun ikut terpukul ...
<!--more-->
Bursa saham di seluruh Eropa pun ikut terpukul kemarin. Indeks saham unggulan DAX 40 di Bursa Efek Frankfurt Jerman, misalnya, turun 3,3 persen, sementara indeks CAC 40 di Paris turun 3,6 persen. Sementara pasar saham di Milan tergelincir 4,6 persen, di Madrid turun 4,3 persen, dan di Amsterdam jatuh 2,9 persen.
Adapun dalam banyak kasus, saham sektor keuangan memimpin penurunan kinerja saham. Pasalnya, kalangan investor mengkhawatirkan dampak lebih lanjut pada lembaga perbankan.
Sedangkan aksi jual saham Credit Suisse sebelumnya dilaporkan dipicu oleh laporan keuangan tahunan yang lebih lemah dari perkiraan. Selain itu, ada juga pengumuman bahwa pemegang saham terkemuka - Saudi National Bank - tidak akan memberikan dukungan keuangan baru melalui akuisisi lebih banyak saham.
Pada hari Rabu malam kemarin, bank sentral Swiss memastikan bakal menggelontorkan uang tunai kepada Credit Suisse jika diperlukan untuk mempertahankannya. Hal ini disampaikan walaupun sejumlah pejabat yakin bank tersebut tidak berisiko bangkrut.
Sedangkan Bank Sentral Eropa mengingatkan ke para pemberi pinjaman utama Eropa lainnya untuk memantau eksposur mereka terhadap saham dan obligasi Credit Suisse. Bank-bank Eropa sudah di bawah tekanan selama 12 bulan terakhir, dengan tingkat inflasi melonjak di tengah pasokan energi dan masalah perdagangan terkait dengan konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina.
ANTARA
Pilihan Editor: Silicon Valley Bank Kolaps, Sandiaga Uno Minta Startup Waspada dalam Siapkan Strategi Permodalan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.