Stafsus Menteri PUPR: Indonesia Masih Gunakan Bahan Konstruksi Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca

Rabu, 15 Maret 2023 17:50 WIB

Ilustrasi emisi karbon. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Firdaus Ali mengungkap Indonesia masih menggunakan bahan konstruksi penghasil emisi gas rumah kaca. Sementara di negara-negara lain sudah mulai menggunakan bahan konstruksi zero carbon atau nol karbon.

"Di Eropa sekarang sudah tidak digunakan semen yang biasa, mereka sudah menggunakan semen yang zero carbon. Di Singapura juga demikian, di banyak negara juga demikian. Sementara di Indonesia masih menggunakan bahan konstruksi yang menghasilkan emisi gas rumah kaca," ujar Firdaus dalam acara 'Sustainable Infrastructure Forum' di Jakarta pada Rabu, 15 Maret 2023.

Firdaus mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB telah mengumumkan jumlah penduduk bumi tembus 8 miliar orang pada 15 November 2022 lalu. Jika belum ada kiamat sebelum ini, kata Firdaus, ini adalah populasi terbesar yang menghuni planet ini.

"Pertambahan jumlah populasi yang sangat besar berdampak pada banyak hal di planet yang kita huni ini, meningkatnya kebutuhan terhadap air, pangan, energi, dan ruang yang dalam saat bersamaan menghasilkan emisi atau buangan, baik berupa cair, padat maupun gas ke lingkungan yang kita tinggali," kata Firdaus.

Dia melanjutkan, peningkatan jumlah emisi karbon dan emisi gas rumah kaca menjadi salah satu penyebab pemanasan global. Ini kemudian memicu perubahan iklim dan anomali cuaca yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem.

Advertising
Advertising

"(Ini) yang memicu terjadi bencana hidrometeorologi di hampir seluruh belahan bumi," tutur dia.

Tahun 2022, kata dia, merupakan yang terpanas sepanjang sejarah planet bumi. Pihaknya mencatat sejumlah bencana besar di berbagai belahan dunia.

"Pertama adalah banjir besar yang melanda ibu kota Korea, yaitu Seoul pada tanggal 8 Agustus 2022, adalah banjir terburuk sepanjang 102 tahun dalam sejarah Korea Selatan," ungkap Firdaus.

Selain itu, Firdaus juga mencontohkan beberapa bencana lain, seperti banjir di kota Dallas yang ada di negara bagian Texas, Amerika Serikat (AS) pada 23 Agustus 2022. Banjir ini merupakan yang terburuk sejak 1923 dalam sejarah di AS.

Pilihan Editor: Pemerintah Resmi Naikkan Harga Beras, Berikut Harga Baru Beras Medium dan Premium

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

3 menit lalu

Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya

Banjir karena rob merendam sejumlah titik di pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, sepanjang tiga hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

12 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

16 jam lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

2 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

3 hari lalu

Aksi Pemadaman Lampu Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, melalui Dinas Lingkungan Hidup, kembali menggelar aksi hemat energi dan pengurangan emisi karbon dengan memadamkan lampu di sejumlah titik dan gedung di wilayah Jakarta.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

3 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

4 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

5 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya