Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan di 5,75 Persen, Direktur Celios Sebut Sudah Tepat

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Grace gandhi

Jumat, 17 Februari 2023 15:08 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, potensi inflasi yang melebihi perkiraan ini didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas global yang kemudian mempengaruhi pergerakan harga di dalam negeri. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan tetap 5,75 persen sudah tepat. Sebab, BI perlu mempertimbangkan akumulasi kenaikan suku bunga sejak tahun 2022.

“Itu kan mulai berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Begitu juga terhadap kepercayaan konsumen terutama untuk barang-barang, seperti rumah dan kendaraan bermotor yang kebutuhan kredit relatif masih besar,” kata Bhima ketika dihubungi melalui telepon, Jumat, 17 Februari 2023.

Menurut Bhima, menahan suku bunga acuan akan berdampak positif terhadap prospek pemulihan ekonomi. Penahanan suku bunga, kata Bhima, juga dilakukan dengan melihat perkembangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi hingga akhir 2022.

Bhima menuturkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih ditopang surplus perdagangan. Karena itu, tanpa menaikkan suku bunga, intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui kebijakan penahanan dana hasil ekspor atau DHE hingga 3 bulan, yang saat ini sedang dibahas pemerintah.

“Jadi, BI mungkin mulai berpikir untuk menahan suku bunga dan intervensi stabilitas kurs rupiah dilakukan menggunakan alternatif lain,” kata Bhima.

Advertising
Advertising

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap hasil Rapat Dewan Gubernur BI yang dilakukan pada 15-16 Februari 2023. Menurut dia, Dewan Gubernur BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 5,75 persen.

Sementara suku bunga deposit facility sebesar 5 persen dan suku bunga lending facility ada di 6,50 persen. Keputusan ini , kata Perry, tetap konsisten dengan kebijakan mononer pre emptive dan forward looking.

“Untuk memastikan terus belanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan,” ujar dia dalam konferensi pers hibrida di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, pada Kamis, 15 Februari 2023.

Menurut Perry, BI meyakini suku bunga acuan 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti dan inflasi Indeks harga konsumen (IHK) tetap berada dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada semester pertama 2023.

Selain itu, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor juga terus diperkuat. “Dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas devisa hasil ekspor sesuai dengan mekanisme pasar,” tutur dia

RIRI RAHAYU | MOH. KHORY ALFARIZI

Pilihan Editor: Harga Referensi CPO Melonjak, Kemendag Naikan Bea Keluar Jadi US$ 74 per Metrik Ton

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

1 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya