BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi 2022 Ditopang Harga Komoditas, Airlangga: Masih Landai Relatif Tinggi

Senin, 6 Februari 2023 20:46 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyimak pertanyaan wartawan saat memberikan keterangan terkait peluncuran situs resmi Kartu Prakerja di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 20 Maret 2020. Pemerintah resmi meluncurkan situs Kartu Prakerja yang diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 untuk meningkatkan keterampilan melalu berbagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing pekerja. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut pertumbuhan ekonomi 2022 ditopang oleh harga komoditas. Meski begitu, tren harga komoditas pada tahun ini mulai menurun dan dikhawatirkan bakal mempengaruhi kondisi ekonomi nasional. Bagaimana tanggapan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto?

Airlangga menyatakan harga komoditas tengah melandai, namun masih relatif tinggi. "Kita melihat, monitor harga copper and gold itu juga naik sekitar 1.900 per troy ounce. Jadi, kalau kita lihat sampai enam bulan ke depan, relatif harga komoditas belum normal seperti sebelum pandemi Covid-19," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Senin, 6 Februari 2023.

Baca: Neraca Perdagangan RI pada 2022 Surplus USD 54,53 Miliar, BPS: Tumbuh 53,96 Persen

Adapun dari sisi permintaan dan pasokan, menurut Airlangga, masih terlihat permintaan belum terlalu besar, utamanya terlihat dari harga gas. Hal ini juga menunjukkan tak ada pengganti energi yang bisa dioptimalkan secara cepat.

"Oleh karena itu beberapa komoditas, dengan geopolitik belum selesai, maka terkait dengan supply grid maupun supply fertilizer dari Rusia itu belum masuk ke pasar global. Dengan situasi seperti ini, Indonesia masih optimistis bahwa harga komoditas masih akan membantu walaupun tidak setinggi di periode 2023 kemarin," tutur Airlangga.

Advertising
Advertising

Dia juga menjelaskan, mobilitas masyarakat relatif meningkat sehingga konsumen di dalam negeri sudah kembali mengonsumsi barang dan jasa. Hal tersebut yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih dari 51 persen.

"Jadi, dengan kembalinya konsumsi domestik, ini tentu akan membuat resiliensi dari ekonomi Indonesia, ungkap Airlangga.

Soal dana pihak ketiga yang masih parkir di perbankan Indonesia, menurut Airlangga, juga jadi perhatian pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah mendorong penggunaan dana pihak ketiga untuk diinvestasikan di dalam negeri.

Selanjutnya: Sebab, meski pertumbuhan kredit ...

<!--more-->

Sebab, meski pertumbuhan kredit melampaui 11 persen, tapi dana pihak ketiga di perbankan nasional relatif masih tinggi. Bila tak ada langkah yang diambil pemerintah, maka akan berdampak pada belanja modal di dalam negeri.

Sebelumnya, Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01 persen pada kuartal keempat 2022. Angka tersebut cukup mengesankan di tengah perlambatan ekonomi global yang terus berlanjut. “Indonesia menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 5,31 persen,” katanya.

Lebih jauh, Margo menjelaskan, sepanjang tahun 2022, kinerja pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Secara global, Indonesia diuntungkan dengan relatif tingginya harga komoditas ekspor unggulan di pasar global yang memberikan keuntungan layaknya duran runtuh atau windfall dan mendongkrak kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan.

“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah mulai menunjukkan tren penurunan,” kata dia.

Sedangkan secara domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan bauran kebijakan fiskal serta moneter untuk menjaga daya beli mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Hal-hal itu yang kemudian menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang terus membaik.

AMELIA RAHIMA SARI | MOH KHORY ALFARIZI

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI pada 2022 Tembus 5,31 Persen, BPS: Solid di Tengah Pelambatan Ekonomi Global

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

1 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

6 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

7 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

9 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya