BPS Sebut Kunjungan Wisatawan Asing Melonjak 384 Persen Sepanjang 2022

Senin, 6 Februari 2023 14:35 WIB

Ilustrasi pesawat. Sumber: getty images/mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS menyebut jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan, baik secara year on year (yoy) maupun secara kumulatif sepanjang 2022. Jumlah kunjungan wisawatan mancanegara atau wisatawan asing melonjak sebesar 384,12 persen secara yoy dan secara kumulatif juga meningkat signifikan 251,28 persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan di tengah membaiknya penanganan pandemi Covid-19, mobilitas semakin tinggi sepanjang tahun 2022. Bahkan, kata dia, pariwisata juga menunjukan semakin pulih dari terjangan pandemi. Margo pun menyebutkan beberapa indikasi bahwa mobilitas masyarakat semakin meningkat dan pariwisata semakin pulih.

Baca: Sentil OJK Soal Banyak Masalah di Asuransi, Jokowi Sebut Asabri, Jiwasraya, Wanaartha hingga ...

Indikator lain yang memperlihatkan bahwa pariwisata semakin pulih di antaranya adalah naiknya rata-rata tingkat penghunian kamar atau TPK hotel. Angkanya meningkat 6,2 persen secara yoy dan 11,54 persen secara kumulatif.

Dibukanya kembali hampir seluruh bandara internasional juga, Margo berujar, menjadi salah satu indikator lain pariwisata semakin pulih. “Kemudian penyelenggaraan event internasional, dan pelonggaran aktivitas saat hari raya keagamaan ini juga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyatakat sepanjang tahun 2022,” tutur Margo dalam konferensi pers virtual pada Senin, 6 Februari 2023.

Advertising
Advertising

BPS mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01 persen pada triwulan IV 2022. Menurut Margo, angka tersebut cukup mengesankan di tengah pelambatan ekonomi global yang terus berlanjut. “Indonesia menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 5,31 persen,” kata dia.

Margo menjelaskan, sepanjang tahun 2022, kinerja pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Secara global, Indonesia diuntungkan dengan relatif tingginya harga komoditas ekspor unggulan di pasar global yang memberikan windfall dan mendongkrak kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan.

“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah mulai menunjukkan tren penurunan,” kata dia.

Sedangkan secara domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan bauran kebijakan fiskal serta moneter untuk menjaga daya beli mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Namun, pertumbuhan beberapa lapangan usaha yang menjadi leading sektor seperti industri, pertanian, pertambangan, dan konstruksi masih berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Di sisi lain, pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih belum kembali pada level sebelum pandemi,” ucap Margo.

Baca: Pertarungan Industri Perbankan Vs Hacker: dari Kloning Kartu ATM hingga Pesan Berisi APK

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

4 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

5 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

5 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

5 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya