Bantah Situasi Ekonomi Indonesia 2023 Gelap, Sri Mulyani: yang Tidak Baik-baik Saja di Sana

Jumat, 3 Februari 2023 11:53 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan saat konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023. International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di 2023 yang semula 2,7 persen menjadi 2,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Ekonomi Sri Mulyani kembali menyinggung soal kondisi ramalan perekonomian global 2023 yang gelap gulita. Ia mengungkapkan banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika yang situasi ekonominya sedang terperosok. Tetapi, kata dia, Indonesia tidak termasuk di dalamnya,

"Jadi kalau disebutkan Indonesia situasi ekonominya tidak baik-baik saja, mungkin saya koreksi. Yang tidak baik-baik saja itu di sana," tuturnya dalam kuliah umum virtual pada Jumat, 3 Februari 2023.

Baca: Sri Mulyani Masuk Bursa Calon Gubernur BI, Ekonom: Soal Pengalaman Bagus, tapi ...

Ia mengungkapkan lingkungan global masih bergumul dengan masalah tingginya inflasi karena krisis energi, pangan, dan disrupsi suplai tenaga kerja maupun komoditas. Sehingga, menimbulkan respons kebijakan dalam bentuk kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas.

Misalnya, bank-bank sentral di Amerika Serikat menaikan 425 basis poin hanya dalam waktu 12 bulan. Kenaikan tersebut, tuturnya, adalah yang tertinggi dan tercepat dalam sejarah 40 tahun atau dalam sejarah Amerika. Sedangkan suku bunga di Eropa yang biasanya 0 karena karena inflasinya negatif, sekarang menaikan lebih dari 250 basis poin.

Advertising
Advertising

"Inggris yang selama ini dianggap sebagai negara yang kuat, situasi ekonominya sekarang tidak baik-baik saja," kata dia.

Sementara itu, kenaikan suku bunga adalah upaya untuk menjinakan inflasi. Meski kenaikan suku bunga yang drastis akan memukul dunia usaha. Terlebih, menurut Sri Mulyani, para pelaku usaha baru saja sembuh dari pandemi dan baru mau mulai berjalan dipukul dengan kenaikan suku bunga yang tinggi.

Selanjutnya: outlook yang dunia menghadapi prediksi gelap gulita ...

<!--more-->

Sehingga, ujar Sri Mulyani, lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank atau Bank Dunia memprediksi pelemahan ekonomi dunia pada 2022 akan berlanjut dan semakin dalam pada 2023 hingga terjadi resesi.

"Itu yang disebut outlook yang dunia menghadapi prediksi gelap gulita," ucap Sri Mulyani.

Ditambah, menurutnya, situasi geopolitik akibat perang antara Rusia dan Ukraina masih berjalan. Bahkan ia menilai semakin sengit dan akan menimbulkan suasana yang berlarut-larut. Hal itu ia lihat dari kondisi kedua negara yang masih terus memobilisasi alat militer yang semakin kompleks.

Tetapi, Sri Mulyani menyatakan optimis bahwa Indonesia pemulihan ekonomi Indonesia akan berjalan dengan baik. Menurutnya, hal itu bisa dinilai dari bagaimana Indonesia berhasil menjadi tuan rumah G20 pada akhir tahun lalu dalam dalam kerumitan situasi pasca pandemi, inflasi tinggi yang mengancam dunia, dan kondisi geopolitik yang memanas.

"Jadi kalau tadi kita harus menjadi perekat bangsa, wong kita sudah menjadi perekat dunia. Masa Indonesia sendiri enggak bisa kita rekatkan," tutur Sri Mulyani.

RIANI SANUSI PUTRI

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

18 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

1 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

1 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya