Erick Thohir: Kita Negara Muslim Terbesar, tapi Tak Masuk Produsen Produk Halal Terbesar
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 29 Januari 2023 18:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut Indonesia belum memaksimalkan potensi ekspor produk halal, meskipun menjadi negara muslim terbesar.
"Kalau kita lihat juga dari data-data yang ada, kita tentu negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia, dan kalau kita lihat data-data ini, kelas menengah kita pun akan makin besar angkanya. Ini mungkin bisa terbesar di dunia, tetapi angka-angka ini yang kadang-kadang memabukkan kita," kata Erick dalam acara Silaturahmi Akbar Keluarga Besar Mathla'ul Anwar di Senayan, Jakarta, Minggu, 29 Januari 2023.
Baca: Erick Thohir Bicara soal Rencana BUMN Jadi Sponsor Formula E Jakarta
Dia menjelaskan, memabukkan karena kita hanya bangga sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar. Padahal, Indonesia tidak masuk dalam negara produsen halal terbesar di dunia.
"Lima besar pun tidak, yang masuk itu Brazil, Amerika, Cina yang bukan negara muslim terbesar," tutur Erick.
Dalam kesempatan itu, dia menampilkan presentasi yang memuat lima eksportir produk halal dunia pada 2020. Brazil menduduki peringkat pertama dengan valuasi US$ 16,5 miliar. India menempati posisi berikutnya dengan US$ 15,4 miliar.
Selanjutnya: Indonesia menempati posisi pertama sebagai lima besar pasar makanan halal ...
<!--more-->
Eksportir produk halal terbesar ketiga adalah Amerika Serikat dengan valuasi US$ 13,2 miliar. Kemudian ada Rusia dengan US$ 12,7 miliar. Posisi kelima ditempati Cina dengan valuasi US$ 9,5 miliar.
Di lain sisi, Indonesia menempati posisi pertama sebagai lima besar pasar makanan halal dengan valuasi US$ 147 miliar. Bangladesh menempati posisi berikutnya dengan US$ 125 miliar. Kemudian ada Mesir dengan US$ 120 miliar, Pakistan dengan US$ 88 miliar, dan Nigeria dengan US$ 86 miliar.
"Persepsi ini yang harus kita putar balikkan. Kita tidak boleh hanya sekedar menjadi penonton dan hanya mengonsumsi, tetapi kita harus menjadi produsen," tegas Menteri BUMN tersebut.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini