Harga Emas Dunia Diperkirakan Menguat, Apa Penyebabnya?
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Kamis, 26 Januari 2023 23:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melaporkan harga emas dunia senilai US$ 1.934,6 per troy ounce. Harga tersebut berdasarkan perdagangan pasar Eropa pada pukul 20.20 WIB.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, emas dunia akan di perdagangkan menguat di rentang US$ 1.910.30 per troyounce – US$ 1.956.36 per troy ounce,” ujar dia melalui keterangan tertulis pada Jumat, 20 Januari 2023.
Baca: Dubes Gandi Sulistiyanto: Ada Peluang untuk Pekerja Terampil Indonesia di Korsel
Menurut Ibrahim, sebetulnya harga emas naik tipis pada hari Kamis. Penyebabnya, karena dolar melemah dan investor terus memantau data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memicu kekhawatiran resesi menjelang serangkaian pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pekan depan.
Sebelumnya harga emas naik ke level tertinggi dalam sembilan bulan terakhir pada hari Rabu. Penyebabnya kekhawatiran atas resesi global dan harapan seputar kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari bank sentral Amerika meningkatkan daya pikatnya.
Selain itu, kata Ibrahim, Departemen Perdagangan AmerikaSerikat juga akan mengungkap perkiraan awal produk domestik bruto (PDB) kuartal IV yang dapat mengatur untuk Fed 31 Januari-Februari. Pedagang melihat kebijakan memuncak pada 4,91 persen pada Juni, meski Fed berulang kali mendukung di atas tingkat 5 persen.
“Suku bunga yang lebih rendah cenderung bermanfaat untuk emas batangan karena menurunkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak menghasilkan,” tutur Ibrahim.
Selanjutnya: Menurut catatan Gema Merdeka Goeyardi....
<!--more-->
Menurut catatan Gema Merdeka Goeyardi, President and Founder at Astronacci Aviation, pergerakan emas dipicu oleh perubahan sentimen dalam seberapa cepat Fed akan menghentikan kenaikan suku bunganya. “Emas akan membutuhkan katalis baru untuk mendorongnya lebih tinggi dari level yang sudah diperdagangkan,” kata dia.
Ibrahim menjelaskan, perekonomian Amerika diperkirakan melambat pada kuartal terakhir tahun lalu. Karena inflasi yang tinggi dan kenaikan opembiayaan yang memakan belanja konsumen.
Namun, pelonggaran hambatan rantai pasokan dan penurunan harga energi menjelang akhir tahun diperkirakan akan memberikan beberapa dukungan terhadap menguatnya harga emas dunia. Bersama dengan pasar tenaga kerja yang secara mencolok gagal melemah.
“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi melambat ke tingkat tahunan 2,6 persen dari 3,2 persen pada kuartal ketiga dan ini akan mengangkat emas ke level US$ 1,970.80,” ucap Ibrahim.
Ditambah lagi dengan adanya pengumuman Bank of Canada yang akan menghentikan kenaikan suku bunga setelah kenaikan 25 basis poin hari Rabu. Hal itu meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve Amerika akan segera melakukan hal yang sama, menjaga dolar di bawah tekanan.
Selain itu, menurut Ibrahim, pasar menghargai jeda serupa dari Bank Cadangan Afrika Selatan setelah pertemuannya Kamis malam. “Di mana diharapkan untuk menaikkan suku bunga utamanya sebesar 50 basis poin menjadi 7,5 persen, kata dia.
Baca: Luhut Sebut Aturan Soal Insentif Kendaraan Listrik Terbit Februari
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.